Daily lifeurban malang

Berjalan Bersama Membangun Gereja dan Bangsa dalam Spiritualitas Dialog

Malam itu tanggal 22 Maret 2025 di Gereja Katolik Santa Maria Ratu Rosario Kesatrian – Malang telah menjadi saksi penting sebuah peristiiwa. Diadakan acara inspiratif bertajuk “Berjalan bersama membangun gereja dan Bangsa dalam spiritualitas dialog hubungan antar agama dan kepercayaan”. Acara Sosialisasi dan Tindak Lanjut Hasil Rapat Pleno Komisi HAK KWI berlangsung pukul 18.30-21.30 WIB. Dihadiri oleh Ketua Bidang Kesaksian dan Hubungan Antar Agama Dan Kepercayaan (HAK) dari seluruh paroki di Dekenat Malang Kota 1 dan Dekenat Malang Kota 2, serta komunitas Gusdurian Malang Raya.

Acara ini dibuka dengan sambutan hangat dari Vikjen Keuskupan Malang Romo Catur. Romo Catur dalam sambutannya, menyampaikan pesan Bapa Suci Paus Franciskus yang mengingatkan pentingnya pelucutan senjata melalui pengendalian diri terhadap perkataan. “Apa yang keluar dari mulut adalah senjata,” ungkapnya, sembari menekankan upaya menjaga perkataan demi menghindari kekerasan verbal.

Memasuki agenda utama, Ketua Komisi HAK Keuskupan Malang, RP. Henrikus Suwaji O.Carm, menyampaikan paparan menarik tentang langkah-langkah membangun dialog lintas agama dan kepercayaan. Setiap paroki diajak untuk mengambil bagian aktif dalam gerakan lintas agama di wilayahnya masing-masing. Gerakan lintas agama tersebut akan didokumentasikan sehingga dapat menjadi panduan bagi gerakan lintas agama di tempat lain.

Hal lain yang dapat dilakukan oleh paroki untuk mempererat hubungan lintas agama adalah membuat Pekan Doa Sedunia dan perayaan penting di paroki dapat melibatkan tokoh agama lain dan masyarakat setempat. Dengan kegiatan-kegiatan yang bertemakan budaya dan lintas agama sebagai wadah untuk persatuan antar masyarakat.

Komitmen untuk dialog lintas agama ini disambut baik oleh gusdurian malang raya. Melalui perwakilan gusdurian. Faisol sebagai perwakilan dari gusdurian malang raya menyampaikan bahwa kegiatan bersama dapat diwujudkan melalui berbagai kegiatan lokal, Salah satunya adalah kegiatan ketupat kita Indonesia yang akan diselenggarakan setelah Idul Fitri, ini merupakan kegiatan untuk meningkatkan kebersamaan antar umat beragama.

Usulan tersebut mendapat tanggapan positif dari setiap paroki, menandai babak baru kerjasama lintas iman yang lebih erat. Setiap peserta didorong untuk terus melakukan koordinasi dengan Romo Paroki terkait rencana kerja yang sudah dirancang. “Berjalan bersama untuk membangun gereja dan bangsa adalah panggilan kita bersama, dapat terwujud” tutup Romo Suwaji dengan penuh semangat. (kuh)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WeCreativez WhatsApp Support
Our customer support team is here to answer your questions. Ask us anything!
👋 Hi, how can I help?