Paguyuban MASTRIP Bersihkan Vandalisme di Patung TRIP jalan Idjen Malang
Entah untuk kesekian kalinya, aksi vandalisme menyerang kota Malang. Vandalisme berupa corat-coret cat ini tidak hanya terdapat pada dinding bangunan rumah/kantor namun juga menimpa patung bersejarah TRIP di Jalan Idjen Malang. Patung Tentara Republik Indonesia Pelajar ini berlokasi persis diseberang bangunan gereja Katedral idjen Malang. Diketahui dari media sosial bahwa aksi corat coret patung ini diduga dilakukan pada hari Sabtu 14 September 2024 dinihari. Sontak saja keluarga besar MASTRIP Malang Raya bereaksi sigap. Pada Senin pagi tanggal 16 September 2024, nampak beberapa jajaran pengurus TRIP Malang sedang bergotong royong membersihkan corat-coret vandalisme di patung pejuang TRIP jalan Idjen boulevard Malang.
Nampak beberapa pengurus TRIP Malang Raya yang berkaos putih berkerudung hitam atau memakai topi organisasi bergiat membersihkan patung pejuang TRIP. Mereka membersihkan pedestal patung TRIP ini dengan bahan kimia ramah lingkungan. Dengan berbekal kain lap dan kertas gosok, mereka semangat membersihkan sembari menyayangkan kejadian vandalisme ini. Terlebih pada patung pejuang TRIP diresmikan oleh Walikota Malang saat itu Drs. Peni Suparto pada 31 Juli 2006. Peresmiannya bersamaan dengan peringatan 59 tahun peristiwa jalan salak yang akibatkan gugurnya pelajar pejuang.
Patung ini menggambarkan dua orang pejuang pelajar yang berusia 14-19 tahun, memegang Arisaka senjata pampasan tentara Jepang. Nampak patung ini menatap tajam ke arah barat, sesuai pada peristiwa pertempuran jalan Salak yang terjadi pada 31 juli 1947. Pada pertempuran itu mengakibatkan gugurnya 35 pelajar pejuang. Ketika itu mereka melawan tentara Marine Brigade Belanda pada agresi militer pertama. Jenazah ke 35 pejuang pelajar ini dimakamkan secara militer dalam satu lubang. Sehingga di jalan Pahlawan TRIP ini terdapat sebuah komplek pemakaman yang disebut Monumen Pahlawan TRIP (MPT). Saat peristiwa pertempuran terjadi antara pejuang pelajar dengan tentara Belanda ini kondisi kota Malang nyaris kosong. Kawasan pertempuran itu sendiri terjadi di depan Gereja Katedral Idjen hingga ke jalan Salak. Untuk menghormati peristiwa tragis gugurnya 35 pejuang ini maka oleh Pemerintah Kota Malang nama jalan Salak diubah menjadi jalan Pahlawan TRIP.
Coretan vandalisme pada dinding pedestal patung ini berbahan kimia yang diduga dari cat semprot kalengan. Menurut beberapa orang yang sempat melihat kejadian vandalisme ini, corat-coret ini dilakukan oleh sekelompok orang. Besar kemungkinan lebih dari satu orang pada dini hari menjelang Minggu pagi. Di senin pagi itu, nampak Indah Agus Salim G2 TRIP yang juga ketua panita peringatan tahun 2024 peristiwa pertempuran 31 Juli 1947.
Pihaknya sangat menyayangkan adanya peristiwa vandalisme ini. “Kami selaku keluarga besar TRIP sangat prihatin atas vandalisme patung TRIP ini.” Lanjutnya “Apalagi kami baru saja melakukan sarasehan bersama generasi muda untuk mengenang pertempuran TRIP,” ujarnya. Indah Agus Salim sendiri nampak sibuk saat ditemui bersama jajaran pengurus TRIP Malang yang sedang membersihkan corat-coret. Ditempat yang sama Sekretaris TRIP Malang, Retno Warnan menyatakan bahwa vandalisme yang menyerang patung TRIP ini tercatat telah terjadi sebanyak 2 kali. “Pertama terjadi pada tanggal 21 Juli 2022 menjelang peringatan 75 tahun pertempuran jalan Salak dan kedua terjadi pada 15 September 2024 ini,” terangnya.
Sama dengan vandalisme tahun 2022 lalu, Budi Antono yang juga ketua peringatan 76 tahun pertempuran jalan Salak ini terlihat turut aktif membersihkan vandalisme ini. Dia dengan sangat cekatan mengelap bekas coretan ini. “Orang tua kita berjuang saat itu melawan penjajah, kini kami musti menghentikan dan membersihkan vandalisme patung TRIP,” ujarnya bersedih. Nampak juga turut aktif dan hadir pula membersihkan adalah Luluk Pongki, Ani Soepanggih dan Bambang Soedjono.
Patung pejuang TRIP ini dibuat oleh Achmad Asfali pada tahun 2006. Dibangun untuk mengenang keberanian TRIP dan upaya pewarisan sejarah tersebut maka atas prakarsa Kolonel Pur. Drs. H. Boges Soedjadi G.R, BA dan Soejoso Tjokrodihardjo (keduanya pejuang pelajar TRIP, almarhum) pada tahun 2004 digagas pendirian monumen TRIP dalam bentuk patung pemuda pelajar TRIP. Sehingga untuk mewujudkannya diamanahkan kepada Drs. Achmad Asfali (65) yang juga guru seni rupa SMA Taman Harapan Malang, untuk membuat konsep dan mewujudkan monumen perjuangan TRIP mengenang peristiwa jalan Salak. Asfali adalan seorang seniman lulusan S-1 FKT Departemen Tehnik Mesin IKIP Malang (sekarang Universitas Negeri Malang). Beliau juga pemilik sanggar seni rupa “Siedan Art Gallery” bertempat tinggal di jalan Danau Ranau I Blok G2C No. 1, Sawojajar kota Malang. Achmad Asfali sendiri merasa mendapatkan kehormatan dan tanggungjawab besar untuk mengenang peristiwa pertempuran jalan Salak 31 Juli 1947.
Keluarga besar TRIP Malang raya berharap bahwa peristiwa vandalisme terhadap situs perjuangan pejuang pelajar kota Malang ini adalah yang terakhir. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya. Saatnya untuk maju membangun negeri khususnya Kota Malang dengan semangat para pejuang pelajar TRIP yang gugur 77 tahun lalu. (Djaja)