Ada Kaki Ibu Dalam Medali Emas, Catatan Engelbertus Kukuh Widijatmoko
Merinding terasa bendera Merah Putih berkibar diiringi lagu Indonesia Raya di arena Olimpiade Paris 2024 saat pengalungan perolehan medali Emas pertama. Merinding karena medali emas olimpiade dan ada kaki ibu di dalamnya?
Olah raga panjat dinding menjadi pemecah telor perolehan medali atas nama Veddrig Leonardo. Sejak pendidikan tingkat SLTA, olah raga panjat dinding dipilih untuk mengharumkan bangsa di puncak kompetisi olah raga dunia.
Tentunya, sang orang tua ibu Rosita, bisanya mendukung dan merestui pilihan anak. Hal tersebut sebagai upaya mengimbangi keteguhan dan kegigihan kebatinan Veddrig pulihan panjant diding mengibarkan Sang Merah Putih di arena Olimpiade kelak. Dan, tahun 2024, kolaborasi cita-cita anak dan restu orang tua terwujud.
Bagaimana bisa? Menarik dikulik lewat perspektif lokal Nusantara Indonesia, khususnya Budaya Jawa!
Pembahasan
Orang tua tentunya menfasilitasi hobi, bakat, talenta anak ketika hendak menyalurkan cita-cita teringgi khusunya bidang olah raga. Tidak banyak orang tua mendukung dipilihanya olah raga panjat dinding oleh putra putrinya.
Tetapi apa mau dikata jika anak sudah ambil pilihan kuat bahwa olah raga ini pilihanku akan dipertanggung jawabkan secara maksimal. Setiap kali kaki anak melangkah untuk berkompetesi pasti kedua kaki olah tua menyertainya.
Kaki orang tua pasti ada dikaki anaknya ketika mengikuti tahap seleksi sampai berbagai kejuaran diraihnya. Termasuk sampai tahap seleksi ikut serta Olimpiade Paris 2024.
Bagaimana analisis Kaki Ibu dalam perspektif Jawa pencapaian Veddrig meraih medali emas?
Posisi Ibu dalam Perspektif Jawa
Tentu sangat melekat Ibu Pertiwi. Posisi ibu dalam keluarga Jawa sering kali dikaitkan dengan konsep “ibu bumi” atau “ibu pertiwi,” . Diksi tersebut tentu memiliki simbol bermakna kesuburan, ketenangan, dan keberkahan.
Makna lainnya Ibu bersimbolkan bumi memberikan kehidupan tempat berpijak, tumbuh, bertumbuh, berkembang, mekar. Selain itu, ibu pertiwi makna menjaga keseimbangan alam dengan barbagai macam isinya.
Dalam konteks keluarga, posisi ibu dalam kebudayaan Jawa menempatkannya sebagai pusat dari kekuatan spiritual dalam keluarga. Ibu sebagai episentrum kekuatan aliran energi bagai seluruh atmosfir dalam anggota keluarga.
Hal tersebut ditinjukan bahwa doa dan restu dari seorang ibu diyakini memiliki energi sangat besar ketika menentukan nasib anak-anaknya. Ibu sering kali terlibat penting dalam berbagai ritual dan upacara adat. Ibu diposisikan untuk memberikan restu, dan diyakini akan membuka jalan, menambah energi dan keselamatan bagi anak-anak dan seluruh anggota keluarga dalam melangkah menggapai cita-cita.
Tradisi Basuh Kaki Ibu
Dibalik perolehan emas ada kaki ibu dalam medali emas? Kata bijak “Surga dibawah telapak kaki Ibu.”
Budaya Jawa kaya akan tradisi yang sarat dengan makna simbolis dan spiritual. Salah satu tradisi yang menonjol adalah upacara membasuh kaki ibu dengan air, kemudian meminum air basuhannya sebelum melaksanakan cita-cita penting. Tradisi membasuh kaki ibu sebelum memulai suatu usaha besar atau mengejar cita-cita merupakan bagian dari kearifan lokal masyarakat Jawa.
Air dalam ritual ini melambangkan kemurnian dan kekuatan penyucian, sementara tindakan meminum air tersebut melambangkan internalisasi dari restu dan keberkahan. Hal tersebut diharapkan dapat makin dekat pencapaian cita-cita.
Ritual ini juga berfungsi sebagai alat penguat hubungan sosial dan kultural dalam masyarakat Jawa. Melalui ritual ini, aspek norma sosial mengenai penghormatan dan ketaatan kepada orang tua.
Makna Minum Air Basuhan Kaki Ibu
Air basuhan kaki ibu bukan hanya makna simbolis tetapi hal keyakinan. Ritual ini cara untuk memperoleh restu dan kekuatan spiritual memampukanmelalui dalam mencapai tujuan hidup.
Keyakinan lainnya, jadi sarana untuk memperkuat hubungan keluarga, melestarikan nilai-nilai budaya, dan mendapatkan kekuatan penting dalam mencapai keberhasilan.
Selain itu diyakini mengalirkan keberkahan. Minum air basuhan kaki ibu merupakan simbolisasi bahwa anak tersebut menerima restu dan keberkahan untuk melangkah maju dalam hidupnya, terutama dalam mencapai cita-cita yang diimpikan.
Ritual ini mencerminkan nilai-nilai kepatuhan dan penghormatan tinggi dalam masyarakat Jawa. Di mana hubungan antara orang tua dan anak diatur oleh prinsip-prinsip keselarasan dan keseimbangan dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.
Nilai Basuh Kaki Ibu
Basuh kaki ibu merupakan cara untuk memperoleh kekuatan spiritual yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dalam mewujudkan cita-cita. Ritual ini mengandung keyakinan bahwa restu ibu membawa kekuatan menyelesaikan berbagai halangan-halangan yang mungkin dihadapi.
Tindakan ini merupakan manifestasi dari penghormatan tertinggi seorang anak terhadap ibunya, yang dalam tradisi Jawa, dipandang sebagai sumber keberkahan dan kekuatan spiritual. Praktik ini mencerminkan pandangan kosmologis masyarakat Jawa yang mengutamakan keseimbangan antara dunia fisik dan dunia spiritual.
Dalam tradisi Jawa, ibu dipandang sebagai sumber kehidupan, keberkahan, dan restu. Air, sebagai elemen yang dianggap suci dan memiliki kekuatan penyucian, digunakan untuk membersihkan kaki ibu. Hal ini diyakini sebagai restu ibu jadi kekuatan spiritual terbesar yang dapat mempengaruhi keberhasilan seseorang. Membasuh kaki ibu dan meminum air basuhannya dipercaya mengalirkan restu ini ke dalam diri seseorang, sehingga menambah keyakinan dan keberanian dalam menghadapi berbagai rintangan.
Tindakan ini adalah manifestasi dari rasa syukur kepada Tuhan dan kepada orang tua yang telah membesarkan dengan penuh kasih sayang. Ini menanamkan dalam diri individu rasa hormat dan terima kasih yang mendalam, yang menjadi fondasi moral dalam perjalanan mencapai cita-cita.
Tindakan membasuh kaki ibu adalah simbol ketulusan hati dan kerendahan hati dan sangat dijunjung tinggi dalam tradisi Jawa. Dalam konteks spiritual, kerendahan hati adalah nilai penting untuk membersihkan hati dari ego dan ambisi yang berpotensi dapat menghalangi perjalanan spiritual seseorang. Sikap rendah hati ini menjadi landasan dalam menjalani proses meraih cita-cita dengan cara benar dan tidak menghalalkan segala cara.
Simpulan
Ada kaki ibu dalam medai emas Veddrig dipandang sebagai sumber doa dan restu. Tradisi ini sarat dengan nilai-nilai spiritual dan mengakar kuat dalam budaya Jawa. Dalam konteks perjuangan meraih cita-cita, tradisi ini diyakini memberikan kekuatan daya dorong moral dan kekuatan spiritual bagi individu untuk menjalani, menempuh jalan penuh tantangan. Kisah Veddrig dan Ibu Rosita membuktikan bahwa tradisi basuh kaki ibu mampu menanamkan semangat perjuangan dan keteguhan hati dalam diri seseorang.
*) Dosen PPKn Universitas PGRI Kanjuruhan Malang