Daily lifeurban malang

Minimnya Apresiasi Seni Rupa/ Seni Lukis, Catatan Bambang “Eros” Priyadi

Apresiasi seni rupa/ seni lukis boleh diartikan aktivitas memahami, menikmati, memberikan penilaian dan penghargaan dalam hal ini dimaksudkan untuk semua jenis karya seni.
Seniman berkarya dengan harapan karyanya dilihat, dipahami maknanya, dinikmati dan dihargai (syukur dibeli dijadikan koleksi). Gimana jadinya kalau masyarakat yang diharapkan memberikan apresiasi itu ternyata adem ayem saja ? Banyak faktor penyebabnya. Tentu masyarakat tak sepenuhnya salah. Yang patut dipertanyakan adalah siapa yang berkompeten memberikan penjelasan/penerangan/pengajaran apresiasi seni kepada semua masyarakat ?

Marilah kita dekati persoalan ini secara pelan-pelan. Berdasarkan maksud/tujuan/fungsi maka karya seni adalah :

pertama memenuhi kebutuhan spiritual : hiburan, rekreasi, ibadah dan lain sebagainya. Kedua memenuhi kebutuhan praktis/ilmiah : profesi, komoditas untuk pemenuhan income, ilmu pengetahuan dan lain-lain. Dan ketiga memenuhi kebutuhan estetika : pencapaian puncak keindahan sejauh yang mampu dijangkau seniman.

Seorang seniman tentu bebas menentukan 1 pilihan, 3 pilihan sekaligus tentu lebih bagus. Nah, gimana perkara apresiator/calon apresiator ?
Kita semua yang harus mempersiapkannya. Jangan ‘maido’ lembaga pendidikan yang mengajarkan materi seni dan itu pun minim, apalagi materi apresiasi seni yang hampir tak tersentuh.

Saya berangan : apa salahnya memberikan pengetahuan seni untuk semua siswa dari SD sampai jenjang SMA. Bukan sepenuhnya berharap jadi seniman, namun kelak merekalah yang mengosumsi/mengoleksi karya para seniman.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WeCreativez WhatsApp Support
Our customer support team is here to answer your questions. Ask us anything!
👋 Hi, how can I help?