Teater Celoteh Gelar Art Performance di Pembukaan Mason Art Gallery bersama Bejo Sandy and Seyhan
Pembukaan Galeri seni yang diberi label Mason Art Gallery pada 31 Agustus 2024 lalu masih menyisakan kenangan akan sebuah Art Perform yang digelar Teater Celoteh. Mason Art Gallery ini berdiri megah pada sebuah bangunan heritage bercorak kolonial. Terletak di jalan Aris Munandar nomor 52 Temenggungan Malang. Bersamaan dengan pembukaan sanggar seni juga dilakukan peresmian Pameran 27 pelukis bertema Ekspresi Kebebasan. Gelaran ini diilkuti oleh perupa dalam kota Malang dan luar kota yang juga antusias hadir dalam pembukaan pameran.
Setelah pembawa acara membuka acara launching Galery dan pameran seni 27 pelukis, pengunjung dikejutkan dengan sesosok wanita yang memakai selendang panjang dengan membawa genta kuningan. Dipukulnya cawan tersebut berkali-kali sesuai ritmis malam itu. Belum lagi kehadirannya membawa bau wewangian yang dibakar dalam stik panjang. Tetiba saja dalam rumah tersebut muncul sesosok lelaki yang berpakaian serba hitam namun terlilit dan terbelit oleh plastik transparan. Nampak jelas dia ingin melepaskan diri atas jeratan tersebut. Sekelibatnya sosok wanita yang membawa cawan tersebut tertap berjalan lurus hingga menemui sosok laki-laki tersebut. Hingga pada akhirnya dengan sekuat tenaga ia meronta dan akhirnya lepaslah sehingga hancurlah plastik yang melilit dirinya. Sebuah ekspresi kebebasan yang seirama dengan tema pameran lukis malam itu.
Demikian sebuah art performance yang berjudul: FREEDOM (Kebebasan) dengan apik dibawakan oleh Bejo Sandy (sesosok lelaki) dan Seyhan (wanita berkain panjang). Mereka tergabung pada Teater Celoteh yang beralamat di jalan Ranakah 12- 14 Karangbesuki Malang. Teater ini sudah eksis sejak 1 juli 2012 yang dilahirkan saat pentas di gedung Dewan Kesenian Malang.
Secara sederhananya, penampilan Teater celoteh yang berjudul Freedom (kebebasan) ini adalah tampilan dari karya-karya puisi dengan cara “berbeda”, yang dalam pelaksanaannya, tampilan puisi atau peralihan dari satu puisi ke puisi yang lain dilakukan dengan sebuah konsep dan memenuhi unsur “teater” seperti skenario atau penataan cerita, pelakon, gerak dan artistik .
Menikmati art performance teater celoteh dengan karyanya berjudul freedom atau kebebasan ini bisa didiskripasikan sebagai berikut.
Saat “tanda- tanda kebebasan” terdengar, hasrat ingin bebas lahir, kita pun tak ingin diam, sebab pada dasarnya manusia hidup memang dengan bergerak.
Tapi, sering kita sendiri malah tak mampu, tak bebas. Tangan, kaki, tubuh seakan berat untuk bergerak. Terbelenggu, hanya bisa bergerak di tempat. Terjajah oleh segala keinginan yang berasal dari diri sendiri. Maka, tak salah bila kita diam sebentar, fokus memusatkan pikiran, sebaiknya mengevaluasi untuk diri.
Berawal dari yang ada di diri sendiri untuk kemudian pada lingkungan luar dan dengan segala semangat kesucian niat, kita bongkar segala penghalang…freedom!
Sedangkan properti yang dipergunakan untuk pementasan ini adalah Sosok berlilit plastik yang berarti kondisi terbelenggu. Sedangkan sosok wanita berkain putih berarti kesucian. Alat penunjang lainnya berupa cawan Besi sebagai tanda kebebasan dan Dupa mengarah pada pemusat pikiran. (edo)