Art and Cultureperformance

Seru, Bedah karya lukis Budi Widyanto ruang digital

Mungkin banyak sebagian dari kita belum mengenal dan menemukan ruang diskusi Bedah Karya Lukisan di media platform digital. Senin 3 Juni 2024, beberapa seniman lukis Malang Raya melakukan diskusi bedah karyanya di media sosial yang dimulai pukul 19.30 hingga 22.30 wib. Diskusi tersebut berlangsung dengan hangat dan menarik. Bedah Karya Diskusi Mbois Kreatif atas karya pelukis Budi Widyanto yang berjudul Dua Sisi menjadi bahan diskusi. Berbahan cat minyak di canvas ukuran 70 x 90 cm. Diskusi diikuti kurang lebih 30 orang pelukis dan 20 penulis ini menjadi media baru pemahaman berkesenian dalam bentuk diskusi melalui media sosial.

Antok panggilan akrab Budi Widyanto menyatakan bahwa karyanya yang menggambarkan patung Pradnyaparamita dengan disisinya sosok wanita yang polos, perlu dikiritisi. Bisa jadi karyanya memberikan kesan dua sisi yang relatif bertolak belakang. “Dari sisi dia adalah ratu yang berwibawa, namun di lain sisi sebagai wanita memikat yang memicu terjadinya pemberontakan,” ujarnya.

Dalam diskusi tersebut, Endik pelukis sketch menyatakan bahwa perlu pembacaan sejarah Ken Dedes lebih lanjut. Sehingga kesannya tidak seperti dalam cerita Cleopatra. “Dalam cerita sejarah, Kendedes tidak ada pemberontakan, ” jelas Endik warga Singosari ini. Selanjutnya Retno pelukis lainnya menyatakan bahwa kalau diubah sudut pandangnya, maka masih bisa diterima. “Bukan dua sisi Pradnya Paramitha tapi dua sisi wanita,” tambahnya. Sehingga bisa saja seorang wanita menjadi seorang yang terhormat layaknya Pradnya Paramitha atau sebaliknya.

Sementara yang lain seperti E. Darpo menyatakan bahwa perlu juga menggali aliran melalui diskusi seperti perkembangan Realis, Impresionis, Naturalis, Surialis, Abstrak, Kubisme dan Kontemporer. Hal ini dapat terjadi karena setiap perupa punya gaya masing masing sesuai imajinasi dan kecerdasan dalam menuangkan ide serta imajinasi di kanvas dan media lainnya.

Berbeda dengan lainnya pendapat Simbah Suyitno menyatakan bahwa yang diperlukan itu adalah melalui pameran dapat dipamerkan karya. Sehingga agar penikmat seni yang dapat menilai, mana yang laku dan mana yang dapat diterima sehingga dapat apresiasi bagi senimannya. Hal ini mendapatkan tanggapan dari Sapto Ayu yang menyatakan bahwa Seni juga ilmu, sedangkan laku itu bonusnya. Sementara bisa dikatakan bahwa Pameran itu wadahnya dan tentunya Penikmat juga punya standartnya masing-masing. “Jadi jika menggantungkan sebuah nilai pada penikmat, maka sejatinya bukan lagi disebut seniman,” ujar pelukis yang karyanya sampai di Italia ini.

Simbah Bambang, pelukis senior sempat menambahkan bahwa melalui diskusi dimulai kompetisi sehat berintegritas. Berkomitmen untuk berkesenian sesuai konsep masing-masing Pelukis. “Penilaian seni pada hak kurator atau pecinta seni, jadi diskusi ini ajang bergengsi,” ujarnya. Dia berharap semoga diskusi ini dapat menambah Inspirasi & Inovasi sebagai Pelaku Seni.

Sementara itu pemerhati seni dan budaya, Agung H Buana menyatakan bahwa mudah-mudahan diskusi ini bisa menambah kreatifitas dan menjadi proses pengkayaan pada sebuah karya. Kedepan perlu ada ruang untuk lebih memahami dan menambah wawasan lain untuk melengkapi dalam berkesenian. Sebagai diskusi bedah karya, pendapat merupakan upaya saling memahami dan belajar satu sama lain. Termasuk juga menguasaan atas konteksnya, apalagi terkait tafsiran peristiwa sejarah. “Proses pembelajaran ini merupakan perjalanan penting yang akan saling membuka pikiran dan hati untuk menerima perbedaan,”ujarnya.

Diakhir diskusi antok menyampaikan apresiasinya atas tanggapan yang dia terima. Sehingga dapat diambil jalan tengah bahwa (1). dalam melukis yang berkonsep sejarah pelukis harus memahami sejarah yang ada secara komprehensif dan (2). Pelukis harus mempunyai karakter sendiri sehingga orang akan tahu lukisan siapa tanpa tanda tangan. Sehingga diperlukan sikap legowo bagi semua pihak. Kedepan diharapkan bedah karya ini bisa berlanjut lagi sehingga banyak pelukis yang akan aktif dan akan mempunyai konsep yang kuat dan bisa bersaing dengan pelukis dari daerah lain. (djaja)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WeCreativez WhatsApp Support
Our customer support team is here to answer your questions. Ask us anything!
👋 Hi, how can I help?