Manusia, Pendidikan, Media dan Politik Kebudayaan, catatan Nashir Ngeblues
Setiap manusia pasti berpikir, ingin dan akan berusaha untuk menjadi lebih baik dari kehidupan sebelumnya, meskipun tak jarang pula kita melihat terjadinya stagnasi dalam perjalanan hidup seseorang.
Tapi setidaknya mimpi menjadi lebih baik itu sudah ada dalam pikirannya, ada dalam angan-angannya. Persoalan bisa terwujud sebuah perubahan yang lebih baik atau tidak itu hal lain, karena memang lingkungan terdekat seseorang itu juga semangat keinginannya untuk berubah menjadi faktor utama akan terwujudnya perubahan tersebut.
Latar Belakang dan Lingkungan Terdekat
Setiap orang akan terpengaruh oleh lingkungan dimana dia tinggal (keluarga, tetangga, teman dll). Ini terjadi dalam kurun waktu sejak dia masih kecil hingga remaja atau bahkan sampai dia dewasa.
Seseorang itu juga akan sangat terpengaruhi oleh siapa yang mendampingi dalam perjalanan hidupnya (pasangan suami-istri). Ketika dia sudah menentukan pilihan hidupnya. Maka kebersamaan itu akan saling mempengaruhi perubahan cara berpikir, orientasi hidup dan perilakunya dalam keseharian.
Dan seseorang itu juga akan sangat terpengaruhi oleh pilihan lingkungan kehidupannya (sahabat atau perkumpulan yang dia pilih dalam kesehariannya), biasanya terjadi sejak awal remaja atau masa pencarian jati diri awal mula dalam interaksi sosialnya yang lebih luas.
Pembentukan karakter awal seseorang dimulai dari kehidupan lingkungan terdekatnya yaitu keluarga, dengan pola pendidikan dan pengetahuan dari keluarga tersebut, lalu terpengaruh oleh lingkungan tetangga dan teman-teman nya.
Namun banyak juga kasus seseorang itu berbeda perilaku dan cara berpikirnya dengan kehidupan lingkungan terdekatnya (dialektika ketercerahan individu), tetapi tidak banyak kasus semacam ini terjadi, karena umumnya setiap individu terjebak dengan kebiasaan dilingkungan terdekatnya.
Perjalanan Dialektika Kehidupan
Perjalanan dialektika kehidupan seseorang sangat bergantung pada keinginan dan kemauan individunya, keinginan untuk berubah dan kemauan untuk merubah dirinya menjadi lebih baik. Proses belajar dan pemilihan lingkungan hidup menjadi faktor utama yang akan melatar belakangi perubahan seseorang itu akan menjadi seperti apa.
Mimpi untuk menjadi seperti tokoh yang di idolakan akan menjadikan seseorang berusaha mencontoh perilaku dan kehidupan siapa tokoh yang menjadi idolanya tersebut. Entah itu perilaku keseharian sang tokoh, cara berpakaian, bergaul dan cara menikmati dialektika kehidupannya. Semua tergantung dari latar belakang pengetahuan tiap individu tersebut.
Ada yang mengidolakan seorang penyanyi, lalu mencontoh cara berpakaiannya dan atribut lainnya dalam panggung saja. Ada yang mencontoh kehidupan kesehariannya, entah itu sebagai seorang pemabuk atau kesederhanaan sang idola. Meskipun tak jarang kita temukan seseorang itu hanya mengikuti atribut panggung sang idola tapi juga dibawa pada kehidupan keseharian pengidolanya.
Ini membuktikan bahwa salah satu terbentuknya perubahan sosial adalah lewat dunia entertainment yang telah ditata dan dirumuskan sedemikian rupa prosesnya.
Politik Kebudayaan menjadi sangat penting untuk membangun lagi ketokohan lokalitas dalam rumusan dunia pendidikan. Dan menelaah lagi undang-undang tentang media dan segala atribut yang ada di dalamnya. Demokrasi yang tak terbatas dan cenderung berlawanan dengan konstitusi negara bisa menghancurkan tatanan sosial dan kebangsaan.
Ibu dari kebudayaan adalah pendidikan dan ibu dari kedamaian dan kesejahteraan adalah hukum dengan nilai-nilai keadilan. Ketika keduanya tak mampu berdiri tegak dengan baik menjaga mental dan psikologi anak bangsanya. Maka bisa dipastikan negara akan runtuh, karena kesewenang-wenangan akan merajalela disetiap ruang kebijakan bagi kemaslahatan dan kesejahteraan anak bangsanya.
Nashir Ngeblues