Daily lifeurban malang

Ratna Indraswari Ibrahim Tokoh Sastrawan Inspiratif Generasi Milenial, Catatan Rut Calista Bernadette

Selasa, 17 September 2024 siang itu cuaca cukup panas namun ketika menyusuri gang kecil jalan menuju jalan Diponegoro, angin sedikit mengurangi panas yang menyengat.

Sore itu jam 2 siang kami Tim Jurnalistik berjalan menyusuri gang dan jalan Diponegoro menuju Rumah Budaya Ratna. Sebuah kebanggaan kami didapuk menjadi narasumber dalam acara “Kelas Membaca”. Kesempatan ini dipergunakan untuk mengulas dan berdiskusi tentang salah satu cerpen karya Ratna Indraswari Ibrahim berjudul “Pohon Kenari di Willem Straat”.

Setelah tiba di Rumah Budaya Ratna, sungguh menakjubkan karena rumah itu adalah rumah tua yang sudah ada sejak tahun 1914. Tampak dalam tulisan di muka bangunannya, “ANNO 1914.”

Selama kegiatan Kelas Membaca di Rumah Budaya Ratna, kami mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dalam mendalami cerpen Pohon Kenari di Willem Straat yang ringan dan enak dibaca. Namun ternyata mempunyai makna yang sangat mendalam.

Sebuah kebanggaan kami dapat mempelajari sedikit sejarah kota Malang. Tentang pohon kenari yang merupakan salah satu pohon heritage, tentang sejarah Willem Straat yang ternyata merupakan nama jalan Diponegoro di masa Kolonial Belanda.

Diskusi yang dilakukan oleh tim jurnalistik SMP Katolik Cor Jesu berkolaborasi dengan teman-teman guru pembina Jurnalistik. Yaitu Ibu Yayuk Sulistiyowati MV yang benar-benar membuka wawasan kami. Sebagai bagian dari kaum milenial tentang makna mendalam di balik pohon kenari ini. Serta bagaimana elemen-elemen tersebut mencerminkan perkembangan sosial dan budaya di Malang.

Melalui penjelasan dari teman teman kami yang terbagi dalam 4 bagian. Yakni mulai pengenalan profil Jurnalistik SMPK Cor Jesu Malang, ulasan tentang pohon kenari dan jalan Willem Straat. Selain itu juga sejarah rumah jalan Diponegoro 3 ini dapat dipetik bahwa betapa pentingnya menghargai sejarah dan kenangan. Meskipun perkembangan zaman kerap mengubah wajah kota dan lingkungan.

Kami juga senang dapat berkenalan dengan keluarga almarhum Siti Bidahsari Ibrahim Binti Arifin, Bapak Benny Ibrahim. Juga membersamai kami juga Bapak Abdul Malik dan para penulis kompasiana yang membuat hubungan kami semakin erat.

Begitu banyak hal yang bisa dipelajari dan menjadi inspirasi dari almarhum Ibu Ratna Indraswari Ibrahim ini. Melalui penghargaan-penghargaannya membuat kami memiliki kesan mendalam bahwa beliau merupakan penulis yang tidak hanya produktif. Tetapi juga memiliki visi kuat dalam memajukan budaya dan sastra Indonesia.

Beliau seorang tokoh yang inspiratif bagi kami, kaum milenial. Semoga kegiatan-kegiatan semacam ini dalat menginspirasi juga bagi generasi milenial lainnya yang menghargai tokoh yang berjasa bagi kota dan juga bangsanya. (Rut Calista Bernadette – siswi kelas 9B SMPK Cor Jesu Malang)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WeCreativez WhatsApp Support
Our customer support team is here to answer your questions. Ask us anything!
👋 Hi, how can I help?