Monumen Mastrip dicoret-coret, Paguyuban TRIP akan laporkan ke pihak berwenang.
Untuk yang kesekian kalinya Monumen Mastrip yang terletak di ujung jalan Pahlawan TRIP dan jalan Idjen Boulevard mengalami vandalisme. Kali ini monumen tersebut dicoret-coret oleh pihak yang tidak bertanggungjawab. Kejadian ini diketahui pada Kamis 21 Juli 2022 setelah Eko Seger, anggota komunitas Malang old Photo mendokumentasikan coretan tersebut. Diduga coretan tersebut sudah ada beberapa hari sebelum dilakukan pengecekan oleh komunitas peduli sejarah. Dokumentasi ini akhirnya beredar ke WAG komunitas peduli sejarah di Malang hingga ke Paguyuban TRIP Malang.
Salah seorang pengurus Paguyuban TRIP Malang yang akrab dipanggil dengan Mbak Retno ini mengungkapkan kejengkelannya sekaligus rasa prihatin atas kejadian vandalism tersebut. Apalagi dalam akhir bulan Juli ini, Paguyuban TRIP akan mengenang kejadian heroik yang dilakukan Tentara Republik Indonesia pada 31 Juli 1947. “Saat ini kami sedang menyiapkan diri untuk mengenang peristiwa heroik Pertempuran Jalan Salak, namun kejadian ini sangat menyakiti hati kami sebagai penerus dan keturunan TRIP “, ujar Retno yang juga alumni ITN Malang ini. Sementara itu jajaran pengurus Paguyuban TRIP Malang juga berencana untuk melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwenang seperti pihak kepolisian dan instansi lainnya.
Pada kesempatan yang sama pengamat sejarah dan cagar budaya, Agung H Buana menyatakan bahwa peristiwa corat-coret pada monumen TRIP menunjukan rendahnya pemahaman sejarah perjuangan TRIP pada masyarakat Malang. “Peristiwa ini perlu dijadikan momen kepada masyarakat untuk lebih menghargai para pahlawan yang gugur dalam pertempuran Salak.”ujarnya. Ditambahkan lagi pentingnya peran media dan kepedulian masyarakat untuk menjadikan peristiwa heroik tesebut sebagai api semangat membangun kepribadian bangsa. “Ă„pabila kita tidak mampu meneruskan jejak perjuangannya, mustinya kita bisa lebih menghargai perjuangan para pahlawan yang gugur mendahuluii kita.” tambah Sekretaris TACB Kota Malang 2016-2021 ini.
Seperti diketahui bahwa di Jalak pahlawan TRIP (dulu jalancSalak) terjadi peristiwa pertempuran antara pasukan TRIP dengan pasukan Marine Brigade Belanda yang mengakibatkan gugurnya 35 orang Tentara Republik Indonesia Pelajar. Pasukan TRIP itu sendiri adalah para pelajar usia 12-19 tahun setingkat SMP-SMA yang turut bertempur membantu Tentara Republik Indonesia. Pasukan TRIP sendiri mempunyai sistem rantai komando seperti pasukan reguler. Pembedanya adalah pasukan TRIP adalah pelajar yang tetap belajar di sekolah namun juga mampu berjuang di medan laga. Pertempuran terjadi di sekitar area Asrama TRIP yang saat itu berada di sebuah rumah menghadap ke utara di ujung jalan Salak. Rumah itu kini menjadi mess Polresta Malang yang difungsikan sebagai Klinik Polri.
Tepat pada pagi buta 31 Juli 1947 terjadiah pertempuran yang dasyat dan mencekam hingga terbunuhnya komandan BN 5000 TRIP Susanto yang heroik membawa granat untuk diledakan ke Tank Sherman milik Belanda. Namun akhinya dia gugur diterjang peluru Mabrig dan tubuhnya terlindas oleh tank tersebut. Gugurnya Susanto juga diikuti dengan gugurnya 34 anggota Bataliyon campuran (BN 5000, BN 3000 dll). Tubuh muda yang gugur tersebut dimakamkan dalam satu liang lahat pada tanah kosong depan Asrama TRIP jalan Salak. Kini makam tersebut menjadi Taman Makam Pahlawan TRIP. (masiyo)