Art and Culturemaestro

Susanto Komandan TRIP Tokoh Pertempuran 31 Juli 1947 diajukan sebagai Pahlawan Nasional

Kota Malang pada 77 tahun yang lalu terdapat sebuat peristiwa heroik yang patut diteladani bagi masyarakat khususnya para pelajar. Hal ini terkait erat pada sebuah peristiwa dimana saat itu terjadi pertempuran yang tidak seimbang di jalan Salak antara pejuang pelajar TRIP dengan serdadu Belanda. Pertempuran yang melibatkan tentara Belanda dengan sandi Operatie Product ini musti bertempur selama hampir 5 (lima) jam melawan para pelajar pejuang. Mereka tergabung dalam TRIP (Tentara Republik Indonesia Pelajar). Peristiwa hebat itu terjadi pada pagi hari Kamis Wage tanggal 31 Juli 1947. Dimana pada agresi militer pertama tersebut telah gugur 35 pelajar pejuang TRIP.

Dengan bermodal semangat patriotik, Pasukan TRIP yang terdiri dari prajurit-prajurit muda usia antara 15-18 tahun tersebut, tak gentar ikut juga berperan dan berjuang dalam mempertahankan kota Malang. Bersenjatakan senjata rampasan campuran dari tentara pendudukan Jepang. Namun mereka dapat memanfaatkan senjata tersebut untuk mempertahankan kemerdekaan. Dengan semboyan pasukan TRIP adalah “Belajar, bertempur dan bersenang-senang”. Sehingga menjadikan mereka adalah sekelompok anak muda bersenjata yang siap diturunkan di medan laga.

Pasukan TRIP yang berada di kota Malang adalah bagian dari Brigade XVII batalyon 5000. Mereka yang sehari-harinya adalah pelajar yang tidak rela kotanya akan diduduki oleh Pasukan Belanda. Pasukan TRIP Batalyon 5000/Malang terdiri dari pelajar yang berasal dari Sekolah Pertanian Menengah Tinggi (SPMT), Sekolah Pertanian Menengah (SPM), Sekolah Menengah Tinggi (SMT). Juga ada yang berasal dari pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Teknik (ST). Pasukan TRIP yang terlihat seperti anak-anak muda ini sangat disiplin dan kreatif.

Sebagian besar Laskar dari berbagai kesatuan mulai bergerak dengan siasat mundur, namun komunikasi saat itu belumlah sempurna. Pasukan TRIP yang baru saja membantu pertempuran di Porong, memutuskan kembali ke kota Malang. Adanya perintah Staff Divisi Untung Suropati pada 22 Juli 1947 yang memberikan arahan kepada para pemimpin TRIP untuk merencanakan pertahanan Kota Malang. Hingga selanjutnya pasukan TRIP menyiapkan diri menjaga kota Malang.

Namun pada kenyataannya Brigade Marinir Belanda memasuki kota pada jam 03.00 wib tanggal 31 Juli 1947 dengan rentetan bren carrier melewati jalur utama tengah kota. Sebelumnya pada 29 Juli 1947, Pasukan Belanda mulai melancarkan serangan udara secara masif dan melakukan photo udara atas kondisi Malang terkini. Mudahnya pasukan Belanda masuk kota tanpa perlawanan karena siasat Divisi Untung Surapati untuk mundur sambil membakar bangunan penting.

Pada akhirnya terjadi pertempuran antara pasukan TRIP yang menjaga kota dengan pasukan Belanda di Jalan Salak. Pasukan TRIP batalyon 5000 ini dipimpin oleh Susanto Darmojo, seorang pelajar SPMT. Melihat rekan-rekan TRIP yang ada di Asrama jalan Salak diberondong peluru oleh Pasukan Belanda, Komandan Batalyon 5000 Susanto Darmojo bergegas menuju jalan Salak dari markas Jalan Pandan dengan mengendarai motor besarnya untuk membantu pertahanan TRIP.

Hingga pada suatu saat dia maju sendirian sambil membawa granat tangan untuk dilemparkan ke AMTRAC dengan tujuan hentikan gerak kendaraan tempur tersebut. Namun berondongan peluru senjata pasukan Brigade Marinir Belanda terlebih dahulu menghujam ke tubuh Susanto Komandan tersebut. Dengan susah payah untuk bangkit dalam keadaan berlumuran darah, dia masih tetap berusaha melemparkan granat tangannya. Akan tetapi dengan cepat kendaraan AMTRAC berputar lebih dahulu dan melindas tubuh Susanto. Dia gugur seketika dengan tubuh yang hancur dilindas roda tank amphibi tersebut.

Singkatnya setelah bertempur hampir 5 jam, Komandan Susanto akhirnya gugur bersama 34 pelajar kawan seperjuangannya. Menurut beberapa saksi pertempuran bahwa atas tewasnya komandan, bukan malah melemahkan perlawanan pasukan TRIP. Namun ternyata malah membakar semangat untuk terus bertempur.

Kepahlawanan yang ditampikan oleh Komandan Susanto inilah yang sedang diperjuangkan oleh PD MASTRIP Jawa Timur Malang Raya untuk menjadikan usulan menjadi Pahlawan Nasional. Dalam sebuah zoom meeting yang diselenggarakan oleh keluarga besar MASTRIP pada 22 Juli 2024. Bambang W Suharto seorang tokoh Nasional yang hadir di zoom meeting tersebut menyambut usulan untuk menjadikan Komandan Susanto sebagai Pahlawan Nasional.

Dengan demikian nanti pada peringatan Pertempuran 31 Juli 2024 di halaman Monumen Pahlawan TRIP akan disampaikan secara terbuka rencana tersebut. Harapannya pengajuan Komandan TRIP batalyon 5000 Susanto sebagai Pahlawan Nasional dapat terwujud.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WeCreativez WhatsApp Support
Our customer support team is here to answer your questions. Ask us anything!
👋 Hi, how can I help?