Art and Culturehistory

Sekilas sejarah Masjid Baiturrohim Balaikota Malang

Bagi yang pernah mengunjungi komplek Balaikota Malang yang berada di jalan Tugu nomor 1, tentu tidak asing dengan Masjid Baiturrohim. Apalagi bagi pegawai Pemkot Malang yang banyak melaksanakan sholat Dhuhur dan Ashar berjamaah di masjid Baiturrohim. Masjid ini terletak dibagian tengah halaman bangunan Balaikota Malang, tepatnya pada sisi barat halaman tengah balaikota. Bangunan atau Gedung Balaikota Malang ini sendiri dibangun pada tahun 1929 dan selanjutnya diresmikan pengoperasiannya pada Januari 1930. Namun tak banyak yang mengetahui sekilas sejarah masjid Balaikota Malang ini.

Masjid Baiturrohim ini dibangun pada akhir masa jabatan Walikota Kol. Inf. H. Suyitno (1998-2003). Pada prasasti pembangunan Masjid Baiturrohman Malang tertera bahwa peresmian pembangunan masjid dilaksanakan pada tanggal 22 Nopember 2000. Pembangunan masjid ini dimaksudkan untuk menambah fasilitas ibadah bagi pegawai yang beragama Islam dimana kapasitas mushola yang ada tidak mencukupi. Lokasi pembangunan masjid ditentukan oleh Walikota H. Suyitno dengan mempergunakan halaman tengah bagian barat balaikota yang kala itu dipergunakan sebagai kantin bu Yam. Selanjutnya kantin dipindahkan ke bagian belakang balaikota dan segera dilakukan proses pembangunan. Antusias pegawai untuk membangun masjid ini cukup besar tercermin pada nilai sumbangan yang cukup besar dikala itu.

prasasti peresmian masjid Baiturrohim

Bangunan masjid pada bagian dalam seluas 8 x 12 meter dan bagian selasar masjid selebar 3 meter mengelilingi bagian dalam masjid. Pada bangunan masjid ini menggunakan dinding yang terbuat dari kaca dengan hiasan tertulis lafadz Allah dan Muhammad dalam bingkai lingkaran. Penamaan masjid Baiturrohim ini didapatkan dari Pak Ali salah seorang kasubag pada bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kotamadya Malang, kini telah wafat. Baiturrohim berasal dari kata baitul yang berarti rumah dan Rohim yang berarti penyayang. Sehingga secara sederhana dapat diartikan sebagai rumah Allah yang jamaahnya disayang Allah swt. Selanjutnya usulan ini diajukan ke Walikota untuk mendapatkan persetujuan.

Pada era sebelumnya di awal tahun 1980an, tempat ibadah di Balaikota Malang masih berupa mushola. Dimana mushola ini terletak di sisi timur bagian belakang bangunan Balaikota. Menempati bangunan berbentuk segi lima dengan kapasitas sekitar kurang lebih 30 jamaah saja. Hal ini dirasa sangat sempit terlebih bila datang waktu berjamaah. Sehingga pada akhir tahun 1999 diupayakan pembangunan masjid Balaikota yang lebih luas. Bangunan mushola itu sendiri akhirnya menjadi Ruang Sub Bagian Rumah tangga Sekretariat daerah Kota Malang. Hingga akhirnya Masjid baiturrohim berdiri pada hari Senin Kliwon tanggal 20 Nopember 2000 yang bersamaan 22 Syaban 1421 H, peresmiannya ditandai dengan sholat berjamaah.

suasana dalam masjid Baiturrohim

Selanjutnya Masjid Baiturahim juga mengalami beberapa kali penambahan fasilitas soudsystem, karpet hingga pemeliharaan rutin berupa pengecatan. Renovasi yang relatif cukup besar dilakukan adalah pelebaran dan menjadikan bangunan masjid menjadi tingkat dua. Sehingga jumlah jamaah yang dapat ditampung menjadi lebih banyak lagi. Rehap secara total ini terjadi pada tahun 2014 ketika di awal masa jabatan Walikota Abah Anton (2013-2018). Selain masjid menjadi bertingkat juga ditambahkan selasar bangunan samping. Pada lantai dua disisi barat terdapat jalan tembus menuju ruang kerja Walikota Malang, sehingga akses menuju masjid lebih mudah. Disamping itu juga ditambahkan ruang wudhu bagi jamaah perempuan yang lebih tertutup. Selanjutnya pada tahun 2019 ditambahkan lagi kolam ikan depan masjid yang menambah keasriannya.

Secara kelembagaan ada Pengurus masjid yang dipercaya untuk mengelola dan menjaga kemakmuran masjid. Dimana pengurus atau takmir masjid terdiri dari pegawai ASN dan non ASN baik yang sudah purna tugas (pensiun) ataupun yang masih aktif. Salah seorang takmir masjid Baiturrohim adalah Diman. Beliau adalah seorang pensiunan yang lama bertugas di Persandian dan telekomunikasi (Santel). Kesetiaan dan keikhlasannya memakmurkan masjid ini berbuah dengan kesempatannya untuk melaksanakan ibadah haji tahun 2011 serta telah melaksanakan umroh sebanyak 2 kali. Saat ini beliau terlihat lebih muda dari usianya yang sudah mencapai 62 tahun. Tugas sehari-hari yang dilakukan mulai dengan membersihkan masjid, menyiapkan kelengkapan ibadah hingga menerima sedekah dan sumbagan konsumsi pada Jumat barokah.

Diman Pengurus Masjid

Kegiatan yang dilakukan secara rutin selain pelaksanaan ibadah sholat wajib juga dilaksanakan rangkaian ibadah Jumat. Selain itu juga dilaksanakan sholat tarawih di bulan ramadhan. Pelepasan jamaah haji juga dilakukan setiap tahun termasuk pengajian dan doa bersama di peringatan hari-hari besar. Kajian rutin setelah sholat Dhuhur pada hari Selasa dan Kamis juga menjadi kegiatan rutin dengan mengundang para penceramah. (Djaja)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WeCreativez WhatsApp Support
Our customer support team is here to answer your questions. Ask us anything!
👋 Hi, how can I help?