Korelasi Tradisi Jaranan dengan Sektor Ekonomi Kreatif, catatan Kukuh Widijatmoko
Tradisi Jaranan, sebuah warisan budaya Jawa yang kaya akan unsur mistik dan nilai-nilai sosial, telah menjadi salah satu daya tarik utama dalam pariwisata budaya di Indonesia. Tarian ini memadukan elemen mistik dan kesenian, dengan para penari menunggangi kuda tiruan (yang disebut jaran kepang) yang biasanya dibuat dari anyaman bambu. Mereka menari mengikuti irama gamelan sambil memperagakan gerakan khas yang mengandung simbol-simbol magis. Dalam beberapa pergelaran, pertunjukan Jaranan bahkan melibatkan ritual tertentu untuk menjaga keselamatan para penari dari bahaya supranatural.
Ekonomi Kreatif
Dari perspektif ekonomi kreatif, tradisi Jaranan memiliki potensi besar untuk mendukung sektor pariwisata budaya dan ekonomi lokal. Pertunjukan ini menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara, sehingga membuka peluang ekonomi yang signifikan bagi masyarakat sekitar. Melalui pentas-pentas Jaranan yang kerap diadakan dalam festival budaya dan pariwisata, banyak usaha kreatif yang dapat dikembangkan. Mulai dari pembuatan kerajinan tangan kuda lumping sebagai suvenir, pakaian bertema Jaranan. Hingga makanan khas yang disajikan selama acara, semua ini dapat diintegrasikan dalam ekosistem ekonomi kreatif yang berkelanjutan.
Lebih jauh, masyarakat juga bisa memperoleh pendapatan melalui jasa pelatihan tari Jaranan bagi wisatawan atau peminat budaya yang ingin mempelajarinya secara langsung. Selain itu, produk-produk Jaranan juga bisa diperluas melalui media digital dengan membuat konten multimedia. Seperti video dokumentasi atau film pendek yang mengangkat cerita dan makna di balik tradisi ini. Dengan adanya konten digital yang menarik, Jaranan tidak hanya dikenal di lingkup lokal tetapi juga di kancah global.
Beragam Elemen
Pengembangan tradisi Jaranan dalam ranah ekonomi kreatif, selain meningkatkan pendapatan masyarakat, juga berperan penting dalam melestarikan kebudayaan. Keterlibatan generasi muda dalam pengelolaan acara budaya atau produksi kerajinan khas Jaranan turut menjaga agar tradisi ini tidak tergerus oleh zaman. Dengan demikian, integrasi Jaranan dalam ekonomi kreatif menjadi jalan penting dalam memperkuat identitas budaya lokal sambil menggerakkan roda ekonomi.
Dalam konteks ekonomi kreatif, Dr. Tri Nugroho, seorang pakar ekonomi budaya, menjelaskan bahwa keberhasilan ekonomi kreatif sangat bergantung pada bagaimana masyarakat lokal mengemas budaya tradisional mereka agar memiliki daya tarik komersial yang sesuai dengan kebutuhan pasar. “Tradisi seperti jaranan memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi karena autentisitasnya yang unik. Dengan pengelolaan yang tepat, tradisi ini bisa menjadi penggerak ekonomi kreatif yang efektif,” ujar Nugroho (Nugroho, 2021).
Pariwisata Budaya sebagai Pilar Ekonomi Kreatif
Penelitian oleh Wulandari dan Santosa (2021) mengungkapkan bahwa jaranan memiliki daya tarik besar bagi wisatawan domestik dan internasional. Wisata budaya yang menampilkan pertunjukan jaranan menarik minat pengunjung untuk belajar tentang nilai-nilai tradisional dan pengalaman otentik Jawa. Studi mereka menemukan bahwa pariwisata berbasis jaranan mampu meningkatkan pendapatan daerah hingga 20% dalam periode satu tahun, terutama karena permintaan yang tinggi terhadap turisme budaya. Selain itu, banyak UMKM yang terlibat dalam pembuatan suvenir, makanan khas, dan pernak-pernik budaya sebagai bentuk ekonomi kreatif berbasis jaranan (Wulandari & Santosa, 2021).
Industri Kerajinan dan Suvenir
Sebagai bentuk dari ekonomi kreatif, kerajinan tangan atau handicrafts yang terkait dengan jaranan juga telah menjadi sumber pendapatan penting bagi masyarakat. Penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo (2020) menunjukkan bahwa pembuatan produk kerajinan tangan yang terkait dengan jaranan seperti miniatur kuda lumping, kostum penari, dan alat musik gamelan, memberikan kontribusi besar bagi ekonomi lokal di daerah Jawa Timur. Prasetyo mengungkapkan bahwa industri ini menciptakan lapangan kerja bagi pengrajin lokal, sehingga membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga.
Menurutnya, “Keberlanjutan tradisi jaranan bukan hanya tentang melestarikan budaya, tetapi juga menyediakan peluang ekonomi kreatif yang dapat memperkuat ekonomi lokal. Industri kerajinan tangan ini menjadi salah satu faktor yang mendukung ketahanan ekonomi lokal, terutama dalam menghadapi tantangan ekonomi global” (Prasetyo, 2020).
Kewirausahaan Berbasis Seni Pertunjukan
Studi yang dilakukan oleh Rahardjo dan Putri (2022) menyatakan bahwa tradisi jaranan memiliki potensi untuk mengembangkan kewirausahaan di kalangan anak muda, terutama dalam sektor ekonomi kreatif. Dalam penelitian tersebut, mereka menyoroti bagaimana generasi muda kini terlibat dalam penyelenggaraan dan pengelolaan acara jaranan, dengan memanfaatkan teknologi digital untuk mempromosikan dan mengelola pertunjukan. Dampak ini terlihat dari peningkatan minat masyarakat terhadap seni pertunjukan tradisional yang dikemas dengan sentuhan modern. Seperti promosi melalui media sosial dan kanal digital lainnya, yang pada gilirannya meningkatkan jumlah pengunjung.
Rahardjo dan Putri juga mengungkapkan bahwa pelatihan kewirausahaan berbasis seni pertunjukan jaranan mampu meningkatkan keterampilan masyarakat dalam mengelola usaha di sektor ini. “Melalui pendekatan ekonomi kreatif, tradisi jaranan tidak hanya mempertahankan nilai budaya tetapi juga memberi ruang bagi generasi muda untuk mengembangkan usaha berbasis budaya yang mendukung ekonomi lokal,” jelas Rahardjo (Rahardjo & Putri, 2022).
Kesimpulan
Tradisi jaranan di Indonesia, khususnya di Jawa, memiliki potensi besar dalam mendukung sektor ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif, yang mencakup kegiatan ekonomi yang mengutamakan kreativitas dan ide. Telah menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi di banyak negara, termasuk Indonesia. Dalam hal ini, tradisi jaranan, yang melibatkan elemen tari, musik, dan seni pertunjukan, berfungsi sebagai assets budaya yang dapat dimanfaatkan untuk menarik wisatawan dan menciptakan peluang usaha bagi masyarakat setempat.
Referensi:
Prasetyo, H. (2020). Dampak Industri Kerajinan Berbasis Jaranan terhadap Perekonomian Lokal di Jawa Timur. Jurnal Seni dan Ekonomi, 10(1), 53-67.
Rahardjo, D., & Putri, A. (2022). Pengembangan Kewirausahaan Kreatif Berbasis Seni Pertunjukan Tradisional Jaranan. Jurnal Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan, 12(3), 175-190.
Wulandari, M., & Santosa, B. (2021). Pariwisata Budaya dan Kontribusinya terhadap Ekonomi Kreatif di Jawa Timur: Studi Kasus Tradisi Jaranan. Jurnal Pariwisata dan Budaya, 9(4), 203-215.
Nugroho, T. (2021). Ekonomi Kreatif Berbasis Budaya dalam Konteks Tradisi Lokal. Yogyakarta: Penerbit Universitas Gadjah Mada.
*)Dosen Prodi PPKn Universitas PGRI Kanjuruhan Malang