Penerapan Nilai Pancasila Menumbuhkan Karakter Siswa, catatan Shalsabila Ananda Rizka Cahyani
Pancasila merupakan landasan tertinggi dalam tata kenegaraan bangsa Indonesia. Dimana Pancasila sebagai ideologi berperan untuk membimbing kehidupan bermasyarakat dengan cara mengimplementasikan nilai-nilai luhur pada setiap sila Pancasila. Pancasila dalam perkembangannya mengalami berbagai tantangan dalam kemajuan IPTEK di era globalisasi. Kemajuan tersebut berdampak pada setiap aspek kehidupan yakni ekonomi, budaya, politik, adat istiadat, hingga dunia pendidikan. Hal tersebut dapat mempengaruhi eksistensi Pancasila di kalangan masyarakat. Sehingga anak sekolah dasar sebagai generasi penerus bangsa harus mampu menerapkan dan menginternalisasikan nilai yang terkandung dalam Pancasila di kehidupannya. Salah satunya melalui dunia pendidikan demi membangun karakter bangsa yang berkualitas.
Pancasila lahir dari kepribadian bangsa Indonesia, keberagaman yang ada di Indonesia. Seperti keragaman agama, adat istiadat, suku,pulau, warna kulit, dan hal lainnya dapat dipersatukan dengan Pancasila. Nilai-nilai yang terkandung dalam tiap butir sila pancasila merupakan cerminan jati diri bangsa yang sudah seharusnya melekat pada tiap sanubari warga Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pancasila memiliki lima sila yang masing-masing sila memiliki maknanya tersendiri sebagaimana kepribadian bangsa Indonesia.
Pada sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai bahwa berdirinya negara Indonesia adalah sebagai wujud pelaksanaan manusia dalam mematuhi Tuhan Yang Maha Esa. Sehingga dalam penyelengaraan negara mulai dari hukum perundang-undangan hingga dalam kehidupan warga masyarakat sehari-hari harus dijiwai oleh nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Sila pertama ini merupakan nilai yang meliputi dan menjiwai keempat sila lainnya.
Sila kedua didasari dan dijiwai oleh sila pertama dan sila ketiga lainnya. Dalam sila ini terkandung nilai-nilai bahwa sebagai seorang warga negara yang baik harus memiliki kesadaran sikap moral dan tingkah laku sebagaimana semestinya. Dalam sila ini pula terkandung makna bahwa negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradab.
Pada sila ketiga mengartikan bahwa Indonesia sebagai negara yang terdiri dari beragam jenis suku tentu memiliki banyak kendala akibat banyaknya perbedaan golongan,agama, ras, kelompok dan lainnya. Maka dari itu Negara Kesatuan Republik Indonesia ini membentuk sebuah kesatuan dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika.Sebagai anak sekolah dasar seringkali terjadi, pembullyan ataupun menganggap perbedaan adalah sebuah hal yang tidak lazim. Dengan menerapkan sila ketiga pada Pancasila ini anak sekolah dasar diharapkan mampu memahami dan memiliki sikap toleransi.
Dalam sila keempat terkandung nilai demokrasi yang harus dilaksanakan dalam kehidupan bernegara, nilai-nilai demokrasi yang terkandung dalam sila keempat di antaranya adalah: a)Adanya kebebasan yang disertai dengan tanggungjawab terhadap masyarakat bangsa maupun moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa. b)Menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan. c)Menjamin dan memperkokoh persatuan dan kesatuan dalam hidup bersama.
Pada sila kelima, kata keadilan sosial mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia yang mampu bersikap adil, bersikap menghargai dan menghormati hak-hak orang lain, mampu bekerja sama dan bergotong royong pada sebuah keadaan. Karena bangsa yang mengedapankan keadilan adalah bangsa yang mampu berkomitmenuntuk mewujudkan keadilan untuk kesejahteraan negaranya.
Nilai-nilai dalam Pancasila tersebut mengandung makna bahwa setiap sanubari bangsa wajib untuk menanamkan nilai keagaamaan, nilai sosial, nilai budaya, nilai bermusyawarah dan nilai keadilan. Yang mana hal tersebut searah dengan konsep pendidikan karakter yang tercantum dalam 11 nilai karakter yang dirumuskan oleh Depdiknas. Yaitu yang terdiri dari berbagai aspek karakter dalam diri diantaranya ketaqwaan, kejujuran, kedisplinan, demokratis, adil. Serta bertanggungjawab, cinta tanah air, orientasi pada keunggulan, gotong royong, menghargai, dan rela berkorban. Sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa Pancasila memiliki peranan penting dalam membangun karakter bangsanya.
Pembentukan Karakter Anak Sekolah Dasar
Anak sekolah dasar berusia 6-12 tahun. Pada usianya, mereka cenderung lebih aktif karena memiliki fisik yang kuat serta sedang dalam masa pertumbuhan dimana banyak aktivitas fisik yang dilakukan. Dalam hal belajar, anak sekolah dasar memiliki karakteristik senang bermain,melakukan sesuatu yang bersifat rabaan,senang bergerak, dan senang bekerja dalam kelompok.
Dalam membentuk karakter anak sekolah dasar terdapat langkah-langkah yang dapat dilakukan. Pertama, Menentukan karakter. Dalam melakukan pembelajaran, guru hendaknya dapat menentukan karakter apa yang diharapkan setelah proses pembelajaran selesai. Penentuan karakter ini penting untuk dapat disesuaikan dengan karakter siswa sekolah dasar sehingga anak tidak merasa terkekang dalam memahami dan menerapkan nilai-nilai karakter. Kedua, Penanaman Karakter. Penanaman karakter dapat dilakukan dengan pengintegrasian nilai-nilai karakter pada pembelajaran yang akan dilakukan, dengan begitu siswa akan lebih mudah mencerna dan memahami makna dari setiap karakter.
Pada karakter akhlak mulia terdapat mata pelajaran yang terkait yakni pendidikan Agama dan PKn. Kedua mata pelajaran tersebut dapat memfasilitasi pengetahuan siswa mengenai sikap religius dan mengajarkan siswa untuk bisa berakhlak mulia.
Pada karakter cerdas dan kreatif dapat diintegrasikan dengan berbagai mata pelajaran seperti matematika. Dimana dalam matematika ini siswa dapat akan dirangsang untuk berpikir secara cerdas dan kreatif agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan.
Ketiga, Pembiasaan Perilaku Karakter. Untuk dapat membentuk karakter siswa,perlu adanya pembiasaan yang dilakukan secara konsisten. Dengan melakukannnya secara terus menerus maka karakter tersebut akan tertanam dalam sikap siswa. Pembiasaan merupakan kunci utama terwujudnya karakter anak, sehingga diperlukannya penguasaan pengajaran oleh guru.
Dengan ketiga hal tersebut, guru sebagai pendidik memiliki peranan penting dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila pada peserta didik. Guru harus mampu menerapkan strategi ataupun model pembelajaran yang menarik untuk membangun semangat peserta didik dalam belajar. Guru harus mampu mengemas proses pembelajaran menjadi inovatif,menyenangkan dan mudah dipahami.
*) PRODI PGSD Universitas PGRI Kanjuruhan Malang