Monumen Pahlawan TRIP bersolek jelang Peringatan Pertempuran Salak 31 Juli 1947
Bagi masyarakat yang sering melintas di jalan Pahlawan TRIP Kota Malang, bila diperhatikan ada pekerjaan konstruksi di dalam Monumen Pahlawan TRIP. Beberapa pekerja terlihat dengan cekatan melakukan serangkaian pekerjaan konstruksi. Ada yang sedang menyusun pasangan batu bata, namun ada pula yang sedang mengecat layaknya seniman. Terpantau sejak 22 Mei 2024 terdapat renovasi di lokasi pemakaman masal Pahlawan Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP). Monumen Pahlawan TRIP sendiri adalah satu obyek bersejarah yang menandakan adanya peristiwa Pertempuran Jalan Salak pada 31 Juli 1947. Setiap tahunnya selalu diperingati dalam bentuk upacara 31 Juli dan renungan suci pada malam sebelumnya. Biasanya Walikota Malang berserta Forkopimda dijadwalkan untuk mengikuti acara tersebut. Sehingga renovasi ini tentunya untuk menambah keindahan dan kelengkapan pada monumen ini.
Terlihat mencolok adalah adanya perbaikan dan perubahan posisi background lambang Garuda Pancasila. Sebelumnya lambang negara tersebut terpasang disisi sebelah timur tepat berada di atas plakat nama-nama Pelajar pejuang yang gugur pada 31 Juli 1947. Saat ini sedang terjadi perubahan backgound penyangga burung Garuda Pancasila tersebut. Pengecatan pada sekeliling monumen juga dilakukan dengan menambahkan warna hitam sebagai latarbelakang dan cat emasnya. Selain itu juga dilakukan perubahan pada logo TRIP yaitu pada revisi posisi bintang pada helm yang sebelumnya berada di sisi atas lalu diturunkan ke bawah tepat dibawah lambang senapan dan bulu tulis.
Salah seorang pekerja yang terlihat bekerja dengan semangat ditengah terik matahari. Renovasi pada latar belakang (background) burung Garuda Pancasila ini merubah ketinggian dan menambahkan 5 (lima) pilar latar belakang yang terletak disisi timur. Perubahannya pada posisi Burung Garuda yang sebelumnya tinggi sekitar 2 meter dari tanah, bertambah tinggi menjadi 4 meter lebih. Selain itu adanya 5 pilar ini memberikan kesan dinamis dan tidak monoton. Pilar yang menjulang tinggi berbentuk semacam bambu runcing yang berjumlah 5 (lima) ini juga bermakna 5 (lima) sila pada Pancasila Selain itu juga menambahkan perpanjangan tembok pada sebelah selatan. Pengecatan pada seluruh lokasi juga menjadi bagian pemeliharaan dari keluarga Besar TRIP.
Tampak juga Pak Asfali, seniman asli Malang yang juga membuat Patung Pahlawan TRIP di jalan Ijen depan Gereja, terlihat turut bergabung. Dengan cekatan dia memainkan kuas dan cat untuk memberikan warna pada relief sisi utara dan burung Garuda Pancasila. Sebagai seniman, Asfali memiliki keterikatan batin dengan keluarga besar TRIP Malang. Apalagi hampir tiap tahun, dirinya dilibatkan untuk renovasi atau perbaikan Monumen dan patung TRIP di Malang.
Pimpinan proyek renovasi Monumen Pahlawan TRIP Malang, Hery Kelik menyampaikan bahwa renovasi ini ditujukan untuk memberikan rasa hormat pada pelajar pejuang TRIP. “Kalau bukan kita yang merawat dan meneruskan perjuangan para pahlawan ini, lalu siapa lagi,” ujarnya. Kelik sendiri adalah salah satu keluarga besar TRIP Generasi Kedua (G-2) TRIP yang aktif dalam meneruskan perjuangan TRIP dimasa pembangunan. Renovasi ini dibiayai oleh keluarga besar MASTRIP Malang dengan harapan kedepannya dapat dikelola oleh pemerintah daerah. “Pemkot Malang wajib menjaga dan memelihara aset bersejarah ini, apalagi MPT sudah masuk dalam Cagar Budaya,” katanya.
Seperti diketahui juga bahwa Pemerintah Kota Malang sangat mendukung upaya pewarisan nilai-nilai kejuangan Pelajar Pejuang TRIP. Sehingga pada tahun 2024, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sedang disusun kajian naskah akademis yang ditujukan untuk menjadikan peristiwa Jalan Salak sebagai Peringatan Hari Besar Daerah. Disamping itu generasi penerus dan generasi muda diharapkan dapat meneladani kejuangan ini melalui pengajaran pada kurikulum muatan lokal.(djaja)