Moderasi Beragama dalam Wujud Persaudaraan, Catatan Yiddi Purwa Mardianta
Pagi hari jalanan ramai sekali merupakan aktifitas sehari hari menjelang anak sekolah dan Bapak Ibu yang menuju tempat kerja. Kami Tim Gereja Katolik Santo Yusup Jember berkumpul di gereja akan melangsungkan kegiatan di Gereja Katolik Santo Agustinus Stasi Sempolan pada jumat 11 Oktober 2024. Mobil yang berisi 4 orang dalam satu tim Romo Yohanes Adrianus Muga O Carm, Bapak Robertus Sutriono, Bapak FX Yiddi Purwa Mardianta dan Bapak Indra bergegas menuju Sempolan.
Kami datang ke stasi Sempolan dalam rangkaian menanggapi surat no B 913/ Un.22/L2/ 6/2024 dari Ketua Pusat Moderasi Beragama Universitas Islam Negeri Kyai Haji Achmad Siddiq Jember Bapak Dr. H. Shoni Rahmatullah Amrozi, M.Pd.I tentang penelitian Mahasiswa Prodi Tadris IPA FTIK dengan obyek penelitian Gereja Katolik Santo Agustinus Stasi Sempolan.
Semilir hawa sekitar Gereja sempolan menyambut kedatangan kami. Begitu lega udara yang segar dan masih terasa alami. Kami pun disambut dengan suara Kereta api yang melintas di samping bangunan Gereja. Semua mahasiswa yang ingin meneliti pun sudah datang. Pak Sugiarto dan pak Bambang sudah lebilh dulu datang dan mempersiapkan keperluan di kapel.
Sapaan selamat datang kami sampaikan kepada mahasiswa Prodi Tadris IPA FTIK UNI Khas dan mereka pun menyambut dengan semangat. Kamin pun memasuki kapel Stasi. Pak Sugiarto menjelaskan yang menyampaikan kondisi Moderasi beragama di Stasi Sempolan. Kegiatan kegiatan yang sangat mendukung toleransi beragama memang nyata diwujudkan di sekitar Gereja Sempolan. “Saya satu orang yang tinggal di sekitar gereja yang beragama Katolik. Dan puji Tuhan saya ditemani saudara yang muslim dan tinggal di gereja. Seperti Pak Bambang dan keluarga juga sangat membantu kami umat stasi Sempolan”, kata pak Gik sebutan akrabnya. Demikian juga Romo Yohanes Adrianus Muga O Carm memberikan uraian tentang Moderasi Beragama. “ Di Agama Islam ada tokoh yang terkenal yaitu almarhum Gus Dur. Beliau bukan sekedar teori tapi nyata diterapkan dalam kehidupan sehari hari. Ini pun di turukan ilmunya kepada para pengikutnya,
Nara sumber yang lain Bapak FX Yiddi Purwa Mardianta Seksi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan (HAAK) dan Humas Gereja Katolik Santo Yusup Jember juga menegaskan.” Kalau memang toleransi beragama di Negara kita dan kita yang hadir disini harus nyata dan bukan teori. Jadi bergaul dengan semua orang tanpa melihat mereka siapa.” Ini ditegaskan Yiddi bahwa Mopderasi beragama itu bukan symbol tapi praktek nyata yang harus di terapkan dalam kehidupan sehari hari dan membuat Negara kita damai dan aman saling menghormati. Toleransi menjadi wujud nyata dalam kita menjalankan moderasi beragama.

Bapak Robertus Sutriono Ketua Bidang Kesaksian menyampaikan hidup sehari hari sebagai mahasiswa yang menjadi penerus Bangsa Indonesia ke depan harus betul mewujudkan toleransi secara nyata. Untuk Itu Moderasi beragama sebenarnya sudah ada sejak lama harus terus dinyatakan dalam hidup ini. Ini akan memperkuat Bangsa Indonesia ini dan tidak mudah dihasut.
Salah satu tokoh di sekitar Gereja Stasi Sempolan mengajak mahasiwa untuk bertemu masyarakat dan warga sekitar yang menanggapi kehidupan bermasyarakat dan Moderasi Beragama di lakukan. Dalam kegiatan penelitian ini pun menjadi harapan besar bahwa langkah nyata Toleransi beragama dalam kerangka Moderasi Beragama menjadi nyata dan semua mau ikut merasakan damainya negeri ini.
*Penulis adalah Pengawas Agama Katolik Kementerian Agama Kab Jember