Art and Culturehistory

Buku Balaikota Menulis dibedah oleh Sejarahwan, dosen Arsitek dan Penulis

Bertempat di depan ruang City Planning Galery Gedung Malang Creative Center pada jumat 19 April 2024, Buku Balaikota Menulis 110 tahun kota Malang dibedah bersama. Sesaat setelah sholat Jumat, acara yang dibuka secara resmi oleh Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Arsip Kota Malang dihadiri kurang lebih 80an peserta. Tidak hanya para pemerhati literasi, namun juga para pegiat sejarah kota, akademisi, budayawan, media hingga mahasiswa turut hadir. Sebagai pembedah buku adalah Ir. Budi Fathony, MTA (dosen arsitektur), Dr. Reza Hudiyanto, M. Hum (sejarahwan) dan Abdul Malik (penulis – budayawan). Bertindak sebagai moderator adalah penulis buku 10 Dekade Musik di kota Malang yaitu Arif Bison Wibisono. Sedangkan Agung H. Buana yang duduk di panggung bersama narasumber bedah buku bertindak sebagai inisiator Buku Balaikota Menulis.

apresiasi kepada pegiat literasi, photo oleh Nedi Putra AW

Dipandu oleh master of cermony dari siswa SMAN 3 Malang, adik Bulan dan Urell membuat acara ini semakin akrab, apalagi dibagikan juga doorprize bagi penanya dan penanggap acara. Hadir pula beberapa penulis buku Balaikota Menulis seperti Agus Saikhu (kelurahan Madyopuro), Eko Irawan (kelurahan Sumbersari), Alisa (guru SD Ksatrian), Fauziah (guru SD Kebonsari). Tak ketinggalan juga Ratri Hendrowati (Bappeda) yang juga pembuat doodle Buku Balaikota menulis dan Susana Yuli (Dinas Perpustakaan).

Budi Fathony sempat menceritakan pengalamannya sebagai mahasiswa Arsitek UGM pada tahun 1992 menyatakan bahwa menulis adalah bagian yang tak terpisahakan dalam proses belajar. “Saya sampai dipaksa Dosen saya untuk menulis, bahwa arsitek tidak sekedar hanya menggambar saja,” ujar Kakek bercucu satu ini. “Dengan menulis maka karya berupa gambar tadi dapat dinarasikan menjadi sebuah karya tulis yang dapat dipahami oleh masyarakat.” katanya.

Sementara itu Reza Hudiyanto akademisi sekaligus sejarahwan UM memberikan apresiasi atas terbitnya buku Balaikota Menulis. “Buku ini sangat menarik karena ragam tema yang luas apalagi ditulis oleh ASN Pemkot Malang,” ujarnya. Belum lagi dalam buku ini ada buah pikiran dari 4 orang Walikota Malang sejak Drs. Peni Suparto, MAP hingga Pj. Walikota Dr. Ir Wahyu Hidayat, MM. Sebagai karya populer penulisannya sangat ringan dan mudah dipahami meski yang ditampilkan adalah tema sejarah lokal Kota Malang. “Memang agak sulit menulis micro history ini dan disitulah tantangannya apalagi tentu ditulis disela-sela tugas sebagai ASN,” tegasnya.

suasana diskusi bersama pembedah buku, photo oleh Agus Saikhu

Abdul Malik yang berkesempatan berbagi pendapat memberikan apresiasinya sekaligus masukan kepada para penulis buku Balaikota Menulis. “Tradisi literasi di kalangan ASN Pemkot Malang perlu dijadikan inspirasi bagi semua warganya, sehingga geliat literasi semakin membumi,” ujar penulis buku tentang Ang Hien Hoo di Malang.

Sedangkan ketika ditanya oleh penanya Latifa dari Batu terkait pemetaan tema penulisan buku ini, Agung H. Buana yang bertindak sebagai inisiator Balaikota Menulis menjelaskan. “Proses pemilihan tema dan penulis ini dimulai sejak bulan Oktober 2023 lalu, untuk menyemangati penulis maka diberi gambaran tema Malang masa lalu, masa kini dan masa depan,” ujar ASN Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ini. “Mudah-mudahan karya buku antologi ASN ini dapat menjadi inspirasi bagi pegawai Balaikota lainnya, syukur dapat menular ke masyarakat luas,” harapnya. Dia sempat juga menceritakan suka duka selama proses penulisan buku ini hingga terbit memakan waktu 6 bulan. “Disela-sela tugas sebagai abdi masyarakt dan abdi negara, kami mencoba menuliskan sesuatu buat HUT Kota Malang yang ke 110 tahun, ” kata bapak 2 anak ini.

beberapa penulis buku balaikota menulis bersama pembedahnya, photo Nedi Putra AW

Acara bedah buku tersebut diselenggarakan membersamai acara Pameran 110 Buku yang berpengaruh di kota Malang periode 1914-2024 cukup memberikan warna literasi di Kota Malang. Dimana pameran ini akan berlangsung sejak 19 April hingga 22 April 2024. Dijadwalkan pula bahwa pada 20 April 2024, Bapak Pj. Walikota Malang dapat memberikan apresiasi Literasi sekaligus launching satu abad stadion Gajayana Malang. Sebuah gerakan literasi yang sesungguhnya dapat menunjang kota Malang sebagai kota kreatif Unesco pada tahun 2025. (djaja)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WeCreativez WhatsApp Support
Our customer support team is here to answer your questions. Ask us anything!
👋 Hi, how can I help?