Njeput atau Musnah, Catatan Nashir Ngeblues
Dalam pelukan pemikiran dan semangat materialisme, tak jarang menghasilkan sebuah interaksi sosial yang transaksional. Yang dalam interaksinya selalu didasari dengan untung-rugi dalam posisi citra dan materi. Sehingga menjadikan seseorang tersebut tak mampu melihat kebesaran orang lain.
Bisa jadi karena antar individu tersebut yang tak sefrekuensi, menjadikan dia terhijab oleh sesuatu yang halus dan tak mudah untuk dilihat dan dipahami.
Setiap tubuh akan menghasilkan frekuensi sendiri karena pengaruh dari perjalanan sikap hidupnya. Dan sikap hidup lahir dari kekuatan keyakinan, pengetahuan dan pemahaman.
Maka ketika ada frekuensi yang seirama meskipun kecil, akan tersambung rasanya. Dan kesadaran dalam alam bawah sadar itu akan merasakan dan mengatakan “iya benar”. Akan tetapi ketika kesadaran itu kembali hilang terbawa arus akal pikiran yang materialism. Maka mereka akan kembali kehilangan kontak/rasa dari ketersambungan frekuensi tersebut.
Pikiran materialisme akan membawa hasrat manusia menjadi liar dan akan semakin liar ketika dibiarkan terus berjalan tanpa kendali.
Hasrat liar manusia akan membawa penglihatan akal pikiran menjadi terbatas/terhijab dari pandangan yang lebih luas dan esensial. Maka akan lahir bentuk-bentuk pragmatisme dalam hampir semua tindakan yang akan diambil.
Dan jika hasrat liar telah melahirkan pragmatisme dalam segala tindakan. Maka sifat kamanungsan akan mati tertimbun oleh citra hitam. Dan sejak saat itulah kita telah menjadi manusia yang tak lagi manusia. Karena sifat kamanungsan telah njleput atau musnah
Nashir Ngeblues