Art and Culturemusic

Jangan Biarkan Jargon Itu Terhenti di Angan dan Kerongkongan Saja, catatan Nashir Ngeblues

Semangat dan jargon mengembalikan lagi Malang Raya sebagai barometer musik tentu dimiliki oleh banyak kalangan, terutama di Kota Malang, akan tetapi persoalannya adalah, adakah strategi untuk mengembalikan Malang sebagai barometer musik sudah dipikirkan, sudah di rumuskan strategi dan pola geraknya ?

Seringkali semangat dan jargon itu terhenti sebatas teriakan pada saat ada acara musik, selama lebih dari 15tahun, teriakan Kembalikan Malang sebagai barometer musik di teriakan, tapi tak kunjung ada kemajuan sedikitpun.
Setiap kali ada gelap gempita arena musik yang tampil itu-itu saja, seolah Malang tak punya generasi penerus musisinya.

Kenapa itu terjadi ? Karena teriakan Jargon itu tak pernah dibarengi dengan pemikiran yang strategis untuk mengembalikan gerakan musik yang akan menghasilkan bibit-bibit musisi yang potensial, yang akan melanjutkan jejak para seniornya, yang akan melanjutkan nama harum Malang sebagai master bibit potensial musisi di Indonesia.

Apakah benar Kota Malang tak mempunyai bibit potensial di wilayah musik ? Ada begitu banyak bibit yang sangat potensial, hanya saja mereka tak pernah mendapatkan ruang untuk tampil menunjukkan kemampuannya, mereka tak pernah mendapatkan panggung, sehingga seringkali potensi besar itu mati ditengah jalan, akibat semangatnya yang kian menjadi hoples karena tak kunjung dapat apresiasi dari para senior-seniornya .

Tak ada ruang pendidikan bagi mereka tentang pemahaman segala atribut kebutuhan sebagai seorang musisi, tak ada pengenalan lebih jauh tentang bagaimana mengelola sebuah band, mengenal sound sistem, mengenal panggung berikut atribut kebutuhan panggung dan memanage sebuah band. Bukankah pendidikan dan pengetahuan tentang semua itu sangat di butuhkan oleh siapapun yang akan berkecimpung di dunia tersebut ?

Jangan biarkan para bibit potensial dari generasi milenial ini berjalan apa adanya, natural atau tanpa bimbingan dan tanpa pengetahuan sama sekali.
Di era yang sudah semakin dimanjakan dengan digitalisasi, sudah seharusnya mereka mendapatkan pola yang lebih mudah untuk menapaki jejak pergulatan industri musik.
Jangan biarkan mereka berjalan liar tanpa sedikitpun pengetahuan, agar potensi besarnya benar-benar telah berada di rel yang benar sebagai calon super staf dibidang musik.

Kembalikan Malang sebagai Barometer Musik, haruslah dibarengi dengan strategi-strategi yang memungkinkan untuk terwujudnya sebagai Kota Barometer Musik, sebab jika tidak di barengi dengan strategi yang benar, maka teriakan Kembalikan Malang Sebagai Barometer Musik, hanya akanbtetap sebagai Jargon yang terhenti di kerongkongan saja.

Nashir Ngeblues

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WeCreativez WhatsApp Support
Our customer support team is here to answer your questions. Ask us anything!
👋 Hi, how can I help?