Daily lifeurban malang

Terima kasih

Pernahkah kita mengucapkan terima kasih kepada sukarelawan pengatur lalu lintas di jalan? Pernahkah kita mengucapkan terima kasih kepada tukang parkir yang sudah menjaga kendaraan kita? Pernahkah kita mengucapkan terima kasih kepada sopir angkot atau sopir ojek online, setelah mengantarkan kita? Tidak jarang, kita merasa tidak perlu mengucapkan terima kasih karena merasa bahwa itu hanyalah semata-mata pekerjaan dan tanggung jawab mereka, dan kita sudah membayar mereka.

Terima kasih bukanlah hanya kata-kata setelah seseorang dibantu, melainkan sebuah wujud nyata dari sikap menghargai atas jerih payah orang lain. Meskipun jerih payah itu merupakan kewajiban yang kadang kala tidak berarti apa-apa. Terima kasih adalah respons positif terhadap sikap orang lain, terlepas bermanfaat atau tidak. Dengan berterima kasih kepada orang lain, berarti seseorang telah mengakui keberadaannya secara positif. Sikap inilah yang sesungguhnya dapat menepis keangkuhan dan karakter meremehkan orang lain.

Saya menduga, krisis terima kasih ini juga menjadi salah satu penyebab semakin buruknya degradasi moral. Semakin banyak orang yang tidak tahu terima kasih, moralitasnya semakin buruk. Mereka yang tidak tahu terima kasih, seringkali dengan mudah mengabaikan jerih payah orang lain. Mereka menganggap remeh orang lain. Inilah yang juga menumbuhkan keangkuhan, baik secara individual maupun secara sosial. Bahayanya, ketika keangkuhan ini menjadi penyakit sosial, maka kepedulian sosial semakin terkikis habis. Akhirnya, rasa kemanusiaan begitu mudahnya diabaikan. Artinya, setiap jerih payah manusia hanya dipandang sebagai jual-beli secara material. Tidak perlu ada rasa terima kasih. Ini bahaya!

Sesungguhnya, dengan mengucapkan terima kasih kepada siapa saja, kita sedang mengasah kesadaran bathiniah, baik secara individual maupun sosial. Misal, berterima kasih kepada tukang parkir, sebenarnya kita sedang mengasah kesadaran diri untuk menghargai orang lain dengan penuh ketulusan. Hal ini akan memupuk rasa cinta kasih kepada sesama manusia, serta tidak mudah meremehkan orang lain. Ketika kita bisa berterima kasih kepada alam semesta, sebenarnya kita sedang mengasah kesadaran diri untuk selalu bersyukur atas apa yang sudah diberikan oleh alam semesta kepada kita. Sehingga, kesadaran kita tersebut mendorong sikap dan tindakan untuk selalu melestarikan alam. Contoh sederhananya, kita jadi malu jika membuang sampah sembarangan.

Ketika kita mampu mengucapkan terima kasih kepada sukarelawan pengatur lalu lintas di jalan, itu artinya kita sedang mengasah kesadaran diri untuk selalu tertib lalu lintas dan mematuhi rambu-rambu lalu lintas di jalan. Ketika kita bisa berterima kasih kepada para guru kita, itu artinya kita sedang mengasah kesadaran diri untuk selalu mawas diri dan memegang teguh ajaran-ajaran kebaikan yang pernah diberikan oleh para guru kita. Sehingga kita bisa memperkuat sikap bijaksana dalam menjalani kehidupan.

Bagi orang-orang yang hidupnya sudah tercerahkan, kebijaksanaannya juga meliputi rasa berterima kasih kepada hal-hal buruk yang sedang menimpanya. Mereka tetap berterima kasih atas apapun yang mereka dapatkan. Bahkan, ketika musibah atau derita hidup menerpanya, mereka tetap berterima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bagi mereka, kebaikan atau keburukan, keuntungan atau kerugian, kesenangan atau kemalangan, semuanya sama saja. Mereka tetap mengahaturkan rasa terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Inilah rasa syukur sejati. Totalitas pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Karena mereka meyakini bahwa tidak ada satupun yang terjadi di dunia ini, tanpa seijin dari-Nya. Bahwa segala sesuatu terjadi di dunia, sudah atas kehendak-Nya. Oleh karena itu, mereka tetap menghaturkan rasa terima kasih dengan setulus-tulusnya.

Dengan demikian, rasa terima kasih adalah wujud nyata dari spiritualitas dan religiusitas kehidupan yang tertinggi. Sederhana, tapi penuh kemuliaan hakikat. Semoga, kita semuanya bukan termasuk dari golongan orang-orang yang tidak tahu berterima kasih.

Saya menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Panjenengan semuanya.
Matur sembah nuwun sanget atas segala-galanya.
Terima kasih karena telah membaca tulisan ini.

penulis Wahyu Eko Setiawan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WeCreativez WhatsApp Support
Our customer support team is here to answer your questions. Ask us anything!
👋 Hi, how can I help?