Creative EconomyEntrepreneur

Pengembangan Kampung Desa Kreatif berbasis digital melalui Skema Platform SaaS , catatan Harry Waluyo

Saat ini muncul fenomena baru untuk pengembangan destinasi di kampung atau wilayah desa. Skema ini dikenal dengan skema platform SaaS (Software as a Service) untuk pengembangan Desa Kreatif, yang melibatkan unsur Pemerintah, Swasta, dan Masyarakat Sipil. Keterkaitan erat ini mendorong terjadinya interaksi dari hilir hingga hulu. Lalu apa yang dimaksudkan dengan Skema SaaS Desa Kreatif tersebut?.

    Dalam memahami Struktur SaaS Platform,perlu disadari bahwa pola yang dibangun adalan keberlanjutan model hulu hilir. Dimana pada sisi pengembangan Hilir (Demand Side) memperhatikan permintaan pasar. Target Audience adalah Konsumen lokal, regional, dan global, lalu Wisatawan (domestik/internasional) hingga Pasar digital (e-commerce/platform perdagangan kreatif).

    Selanjutnya yang menjadi Fitur Utama dari pengembangan hilir demad side pada SaaS Platform adalah (1). Marketplace Produk Lokal: Menyediakan toko daring untuk menjual hasil desa kreatif seperti kerajinan, kuliner, seni pertunjukan, dan lainnya. (2) Booking Sistem Wisata untuk pemesanan paket wisata berbasis komunitas (community-based tourism). (3) Feedback & Analytic untuk memberikan insight kepada desa tentang preferensi pasar. (4) Integrasi Payment Gateway yakni mendukung pembayaran digital.

    Berlanjut pada pengembangan Saas Platform melalui pendekatan Hulu (Supply Side). Dimana target Audience adalah Pelaku UMKM desa, petani, seniman/pelaku kreatif lokal, dan masyarakat desa. Dengan Fitur Utama pada platform tersebut adalah. (1) Pusat Edukasi & Pelatihan yakni Modul daring tentang pengembangan kapasitas (e.g., pemasaran digital, manajemen keuangan, peningkatan kualitas produk). (2) Manajemen Sumber Daya yaitu Sistem untuk mengelola hasil produksi desa, dari bahan baku hingga distribusi.(3) Crowdfunding & Investor Linkage: Menghubungkan pelaku lokal dengan pendanaan dari pemerintah, swasta, atau masyarakat. (4) Supply Chain Management: Platform yang memonitor alur distribusi produk. (5)Tata Kelola melibatkan Pemerintah, Swasta, Masyarakat Sipil.

    Pelibatan peran pemerintah meliputi penguatan Regulasi & Kebijakan, yaitu emastikan keberlanjutan platform dengan dukungan kebijakan (misalnya, dana desa berbasis teknologi). Dan peran penyusunan Database Desa Kreatif dengan Pengumpulan data potensi desa kreatif secara nasional.

    Sedangkan peran Swasta adalah Kolaborasi & Sponsorship dengan mendukung pengembangan dengan teknologi, pelatihan, atau promosi. Serta penyediaan Platform Hosting dengan mengelola infrastruktur SaaS, cloud hosting, dan keamanan data.

    Selanjutnya peran Masyarakat Sipil sebagai Inisiatif Lokal dengan mengidentifikasi potensi kreatif desa. Serta pengorganisasian Komunitas yang mendorong partisipasi aktif dari masyarakat

    Bagaimana dengan Alur Kerja SaaS Desa Kreatif dapat dilakukan bertahap melalui (1) Identifikasi Potensi Desa yang Melibatkan masyarakat, pemimpin desa, dan pemerintah untuk mendata potensi sumber daya lokal. (2) Digitalisasi & Platformisasi dengan membuat profil desa kreatif di platform SaaS, termasuk katalog produk, layanan wisata, dan kearifan lokal. (3) Pengembangan Kapasitas dengan menyediakan pelatihan online melalui SaaS untuk peningkatan kualitas produk dan pengelolaan bisnis. (4) Pemasaran & Distribusi yakni Menghubungkan desa kreatif dengan pasar melalui marketplace, promosi digital, dan kemitraan. (5) Evaluasi & Pengembangan Berkelanjutan yaitu Sistem analitik pada platform memberikan laporan berkala tentang performa desa kreatif.

    Berdasarkan Implementasi SaaS desa Kreatif di beberapa Negara yang berhasil dilakukan ada best praktis yakni seperti.

      India (e.g., e-Choupal) yakni Platform e-Choupal oleh ITC Limited. Platform ini berfokus pada pemberian informasi pasar, pendidikan, dan akses langsung ke pasar untuk petani desa. Dampaknya dapat meningkatkan efisiensi rantai pasokan dan pendapatan petani.

      Indonesia (Desa Wisata Nglanggeran, Yogyakarta) dengan Platform Digitalisasi pariwisata berbasis komunitas. Dengan fokus pada penawaran paket wisata, homestay, dan edukasi berbasis desa melalui platform daring. Dampak yang didapat adalah peningkatan kunjungan wisatawan dan pemberdayaan ekonomi lokal.

      Kenya (M-PESA) dengan Platform: M-PESA yakni semacam layanan pembayaran mobile Fokus yang dilakukan adalah mendukung inklusi keuangan di perdesaan melalui pembayaran digital untuk hasil pertanian dan barang kreatif. Dampak yang dirasakan adalah peningkatan efisiensi transaksi ekonomi di desa.

      Thailand (One Tambon One Product – OTOP) yakni Platform Program promosi produk lokal yang didukung e-commerce. Fokusnya adalah pengembangan produk unggulan desa untuk pasar global.Dampak: Peningkatan daya saing produk lokal dan ekspor.

      Untuk mereplikasi dan mendukung langkah Implementasi di Indonesia diperlukan beberapa tahapan seperti. (1) Membangun Sistem SaaS Berbasis Cloud yaitu menggunakan teknologi open-source untuk menekan biaya awal. (2) Kolaborasi dengan Pemerintah & Swasta dengan pemanfaatkan program Dana Desa atau CSR perusahaan.(3) Pelibatan Komunitas Lokal dengan Meningkatkan partisipasi dengan melibatkan masyarakat dalam desain platform. (5) Promosi & Ekspansi Pasar yaitu penggunakan media sosial dan marketplace populer untuk menjangkau konsumen.

        Beberapa Analisis Dampak dan Metrik Keberhasilan yang didapatkan dari sistem skema SaaS dapat ditinjau dari indikator ekonomi, sosial dan lingkungan.

          Indikator Ekonomi meliputi Peningkatan pendapatan rata-rata UMKM desa, Pertumbuhan jumlah transaksi digital, Persentase peningkatan ekspor produk lokal, Jumlah lapangan kerja baru yang tercipta. Sedangkan Indikator Sosial yaitu mengukur Tingkat partisipasi masyarakat dalam program, Peningkatan literasi digital masyarakat desa, Jumlah pemuda yang terlibat dalam ekonomi kreatif, Tingkat kepuasan masyarakat terhadap program.

          Indikator Lingkungan didapatkan dari tiga hal yaitu biodiversitas, kesadaran lingkungan dan smart village solution. Biodiversitas berarti adanya Pelestarian tanaman lokal untuk bahan baku, Program konservasi keanekaragaman hayati, Integrasi pengetahuan tradisional dalam pelestarian lingkungan

          Kesadaran lingkungan, menunjukan adanya Jumlah program edukasi lingkungan, Tingkat partisipasi masyarakat dalam program lingkungan, Persentase produk eco-friendly yang dihasilkan.

          Smart Village Solutions meliputi Implementasi sistem monitoring lingkungan berbasis IoT, Penggunaan teknologi untuk efisiensi penggunaan sumber daya, Adopsi praktik pertanian presisi

          Sedangkan Strategi Keberlanjutan paltform SaaS melalui beberapa model.

            Pengembangan Model Bisnis:

            • Sistem berlangganan bertingkat (freemium/premium)
            • Revenue sharing dengan mitra platform
            • Monetisasi data market intelligence
            • Program membership eksklusif

            Peningkatan Kapasitas Berkelanjutan:

            • Program mentoring berkala
            • Sertifikasi kompetensi digital
            • Pembentukan komunitas praktisi
            • Workshop inovasi produk

            Untuk menjamin kekurangan program maka perlu dilakukan Manajemen Risiko. Dimana meliputi risiko teknologi dan risiko sosial ekonomi. Risiko Teknologi meliputi Keamanan data dan privasi, Ketergantungan internet, Pemeliharaan sistem, Backup dan disaster recovery

              Risiko Sosial-Ekonomi yaitu Kesenjangan digital, Resistensi perubahan, Konflik kepentingan, Keberlanjutan partisipasi

              Diperlukan Infrastruktur Pendukung seperti Teknologi (Jaringan internet stabil, Perangkat digital komunal, Server lokal untuk area terbatas, Sistem backup offline). Lalu Sumber Daya Manusia (Tim support teknis lokal, Fasilitator digital desa, Content creator komunitas, Digital marketing specialist).

                Sedangkan Rencana Pengembangan dapat dilakukan Bertahap dan terencana melalui timeline yang jelas. Berikut tahapan yang dapat dilakukan.

                  Tahap 1 dengan durasi 0-6 bulan:.

                  • Pemetaan potensi dan kebutuhan
                  • Pembangunan infrastruktur dasar
                  • Pelatihan tim inti
                  • Pilot project di 5-10 desa

                  Tahap 2 dengan durasi 6-12 bulan:.

                  • Peluncuran platform beta
                  • Ekspansi ke 50 desa
                  • Integrasi payment gateway
                  • Pengembangan konten lokal

                  Tahap 3 dengan durasi 12-24 bulan:.

                  • Scaling nasional
                  • Pengembangan fitur lanjutan
                  • Pembentukan hub regional
                  • Integrasi dengan marketplace global
                  • Sedangkan Program Pendampingan melalui teknical support dan busines dvelopment

                    Technical Support:

                    • Help desk 24/7
                    • Troubleshooting guide
                    • Video tutorial
                    • Forum diskusi online

                    Business Development:

                    • Business Coaching
                    • Akses ke modal
                    • Market linkage
                    • Pelatihan manajemen

                    Bila hal-hal diatas dapat diilakukan dan dipastikan berjalan sesuai rencana maka Skema ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan lokal dan potensi desa untuk memastikan keberlanjutan.

                    Pengamat Budaya, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif

                    Leave a Reply

                    Your email address will not be published. Required fields are marked *

                    WeCreativez WhatsApp Support
                    Our customer support team is here to answer your questions. Ask us anything!
                    👋 Hi, how can I help?