Kota Malang mewakili Indonesia pada seleksi Jaringan kota Kreatif Dunia oleh UNESCO
Membanggakan buat seluruh warga Kota Malang, ditengah-tengah hiruk pikuk politik pilihan kepala daerah terbit harapan baru di sektor ekonomi kreatif. Tak berlebihan bila menjadi harapan baru, mengingat Kota Malang sejak 8 Oktober 2024 akan bersaing dengan kota-kota dunia. Melalui keputusan Panitia Seleksi Kota Kreatif UCCN ditetapkan kota Malang sebagai wakil indonesia masuk seleksi kota kreatif Unesco. Tentunya hal ini menjadi kebanggaan sekaligus tanggung jawab yang luar biasa, karena predikat kota kreatif akan diperjuangkan sejajar dengan kota kreatif seperti Sapporo Jepang, Braga Portugal, Toronto Canada hingga Gwangju Korea Selatan.
Pilihan atas creative field yang dipilih oleh Kota Malang adalah Media Arts merupakan pilihan rasional. Hal ini selaras dengan Peraturan Walikota Malang tentang roadmap pengembangan ekonomi kreatif sub sektor prioritas dan sub sektor unggulan. Dimana yang menjadi prioritas adalah sub sektor aplikasi dan game developer serta animasi, film dan video. Dimana keduanya sub sektor berbasis pada digital. Disamping itu juga ada sub sektor kuliner berbasis kripik sebagai sektor unggulan.
Mengutip dari laman indiekraft, Dwi Rahayu Kepala Bappeda kota Malang sekaligus ketua Komite Ekonomi Kreatif Kota Malang menyatakan kegembiraannya. Dimana Kota Malang dinyatakan lolos untuk dinominasikan dalam Pengusulan Nominasi Anggota Jejaring Kota Kreatif UNESCO (UCCN) tahun 2025 oleh KEMENPAREKRAF RI. “Terima kasih atas dukungan, kerja keras dan semangat kolaborasi dari Bapak Pj. Walikota Malang, termasuk Tim Dossier, anggota Komite Ekonomi Kreatif,” ujarnya. Juga tak ketinggalan seluruh Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kota Malang, komunitas dan pelaku industri kreatif serta seluruh stakeholder terkait. Dimana pelaku pentahelix tersebut sudah membersamai proses panjang ini,” ucap Dwi.
Pekan depan bersama kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif, Pemerintah kota Malang diundang untuk menajamkan dossier untuk diajukan ke Unesco bersama KNIU dan lembaga lainnya. (aden)