Daily lifeurban malang

Hubungan Ungkapan Jawa dengan Logika Berfikir, Catatan M.Ng Adi Iswandono

Kehidupan di alam semesta ini semestinya semua saling terhubung dan terikat. Tak terkecuali hubungan vertikal dan horizontal. Hal ini menyebabkan apa yang terjadi dan terkait di dunia ini kadang melampuai batas – batas nalar dan logika berfikir kita selaku manusia.

Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti logika berfikir manusia. Kita selayaknya makhluk hidup yang diberikan kemampuan berfikir oleh sang Pencipta. Selayaknya juga harus mengedepankan cara pandang yang wajar ketika dihadapkan dalam situasi kondisi. Meskipun kadang berada di luar nalar manusia. Seperti hubungan dengan alam lain atau yang biasa disebut dengan hal ‘Gaib’.

Tak semua hal yang bisa dikatakan ‘Gaib’ selalu dihubungkan dengan hal yang tidak bisa dijelaskan secara logika dasar. Begitupun berbagai ungkapan – ungkapan yang mana sering diucapkan oleh orang tua kita dahulu. Seperti “Aja mangan ngarep e lawang, mengko jodoh e mbalik (Jangan makan di depan pintu, nanti jodohnya kembali)”. Sebenarnya hal ini bukanlah mengungkapkan bahwa ketika kita makan di depan pintu, maka kita tidak memiliki jodoh. Namun hal ini ada bahasa yang tersirat memuat tentang kesopanan dalam norma masyarakat yang ada.

Sangat tidak etis jika kita hendak bertamu ke rumah orang maka ada pemilik rumah yang sedang makan di depan pintu. Kita tentunya juga akan berfikir untuk kembali saja, karena tidak ingin mengganggu kenyamanan si pemilik rumah yang sedang menikmati santapan makanannya.

Begitupun dengan kalimat “Aja nyapu bengi – bengi, mundak ngilangi rejeki (Jangan menyapu malam – malam, nanti bisa menghilangkan rejeki).” Hal ini janganlah kita telan mentah – mentah, jika menyapu malam hari maka rejeki kita bisa hilang. Bukan. Namun ini berkaitan dengan norma etika yang berhubungan dengan kesehatan. Jika menyapu di malam hari, debu, kotoran tidak akan terlihat dengan jelas atau sempurna, terlebih ketika banyak debu yang berterbangan. Lalu masuk dalam tubuh kita maka akan menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh yang dapat membuat kita sakit. Hal ini tentu saja membuat keluarga terdekat kita dirumah menjadi susah dan bingung ketika melihat diri kita jatuh sakit.

Itulah pentingnya kita berfikir dan menalar terkait apa maksud dari adat istiadat maupun budaya yang dilakukan oleh nenek moyang kita, melestarikan adat istiadat dan budaya sangat penting sekali, karena itu merupakan identitas suatu Bangsa. Namun keselarasan berfikir juga harus kita gunakan, selaku manusia yang diberi akal dan pikiran oleh sang Pencipta. Salam Sukses.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WeCreativez WhatsApp Support
Our customer support team is here to answer your questions. Ask us anything!
👋 Hi, how can I help?