Keutamaan Menolong dan Memudahkan Urusan Orang Lain, catatan Muhammad Rif’an Haqiqi
Di awal tahun 2024 ini terbersit keinginan hati penulis untuk menuangkan kegemaran pribadi membuat suatu tulisan yang mungkin bisa menjadikan orang lain menjadi tahu, terinspirasi atau minimal menjadikan bahan bacaan menambah wawasan. Penulis ingin memulainya dengan suatu kisah yang ringan saja, dimana ada pesan moral didalamnya.
Alkisah dulu pernah ada seorang raja yang ingin menguji rakyatnya. Ia lalu menempatkan sebuah batu besar di tengah jalan. Sang Raja kemudian menyembunyikan dirinya dan memperhatikan apakah ada orang yang peduli dan akan memindahkan batu itu dari tengah jalan. Beberapa pedagang dan orang-orang kaya datang melewati jalan itu tapi hanya berjalan menghindari batu besar tersebut.
Banyak juga orang yang tidak berusaha memindahkan batu tersebut tapi justru mengomel kesana kemari menyalahkan Raja karena adanya batu besar tersebut di tengah jalan. Menurut mereka adalah tugas kerajaan untuk membersihkan jalan. Tetapi tidak ada yang melakukan apa pun untuk menyingkirkan batu itu.
Seorang petani kemudian lewat di jalan tersebut. Saat melihat batu di tengah jalan, petani itu berpikir, “Kalau batu ini menghalangi jalanku, berarti orang lain juga terganggu”. Sesederhana itu cara berpikirnya, petani lalu segera meletakkan bawaannya dan mencoba mendorong batu keluar dari jalan. Setelah berupaya keras untuk mendorong batu besar tersebut dari jalan, dia akhirnya berhasil. Ketika petani mau kembali untuk mengambil bawaannya, dia melihat sebuah pundi-pundi tergeletak di jalan tempat batu itu berada. Pundi-pundi itu berisi uang emas dan catatan dari Raja yang menjelaskan bahwa emas itu untuk orang yang mengeluarkan batu dari jalan, dan berhati mulia yang memikirkan nasib banyak orang.
Teman-teman, perbuatan baik memang akan selalu memberikan ganjaran yang baik pula pada pelakunya. Itu pesan moralnya. Tapi tentu saja bagi yang mempercayai dan menjalaninya.
Ini memang kisah kuno dan mungkin kita berpikir bahwa kisah ini tidak pernah ada dalam kehidupan kita sehari-hari. Tapi sebenarnya ada sangat banyak ‘batu di tengah jalan’ yang diletakkan Allah SWT dalam kehidupan sehari-hari kita. Batu di tengah jalan adalah masalah-masalah sosial keumatan yang ada di sekitar kita. Batu-batu itu mungkin tidak menghalangi jalan kita tapi mungkin menghalangi dan mengganggu jalan kehidupan orang lain. Ada begitu banyak masalah yang mengganggu dan menghalangi kehidupan orang-orang di sekitar kita yang kita temui. Masalah mereka mungkin tidak mengganggu dan tidak ada urusannya sama sekali dengan kita dan kita bisa dengan mudah melaluinya. Itu bukan batu yang mengganggu perjalanan kita tapi tetaplah ia menjadi gangguan bagi orang lain atau seseorang yang kita kenal.
Ada banyak orang yang begitu lemah dan tak mampu sehingga menyingkirkan batu yang hanya sebutir kerikil di mata kita ia tak mampu karena sebutir kerikil tersebut baginya adalah batu besar yang tak mampu ia angkat. Ada ribuan keluarga yang kesulitan sekedar untuk kebutuhan makan, melambungnya harga-harga sembako sehingga tidak sanggup membayar uang seragam sekolah anaknya atau bahkan lebih kecil daripada itu. Bagi orang-orang tertentu uang seratus dua ratus ribu adalah batu-batu besar yang harus ia singkirkan dengan sangat susah payah dalam kehidupannya. Sementara kita mungkin bahkan tidak berkedip ketika mengeluarkan sejumlah itu ketika makan siang di sebuah resto.
Jika kita bersedia memungut batu yang mengganjal bagi orang tersebut dan menyingkirkannya maka perjalanan orang tersebut akan jauh lebih lancar dan bahkan mungkin akan bisa membuatnya mencapai sesuatu yang besar dalam hidupnya.
Rumah Makan Rakyat (RMR), kegiatan utamanya adalah memberi makan gratis setiap hari buat rakyat tanpa syarat. Mungkin ada yang mengganggap buat apa melakukan itu kan tugas dari pemerintah. Kenapa buang-buang energi memberi makan semua kalangan, apakah tepat sasaran, kenapa orang yang tidak kelihatan miskin juga diberikan makan, dan banyak macam argumen atau penolakan dari sebagian pihak tanpa banyak membantu seperti menyingkirkan batu di jalanan tadi.
Sahabat, bisa jadi penerima manfaat RMR datang kesana yang dengan itu dia sudah pasti membutuhkan. Bisa jadi, karena makan di RMR, masyarakat umum sudah tidak pusing lagi memikirkan alokasi budget untuk makan mereka. Para driver ojek online bisa menabung uangnya untuk keperluan keluarga, para ibu-ibu rumah tangga bisa masih mengalokasikan anggaran mereka untuk keperluan lain di akhir bulan, anak-anak bisa makan sementara di rumah orang tuanya belum sempat menyediakan sarapan atau makanan, dan lain sebagainya.
Dari Abu Hurairah ra, Nabi SAW bersabda, “Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba Nya selama hamba Nya itu suka menolong saudaranya”. (HR Muslim).
Belum lagi masih banyak keutamaan dalil-dalil diagama Islam mengenai keutamaan memberi sedekah makan. Cukuplah juga dijadikan hujjah bahwa sebaik-baik manusia adalah yang memberi manfaat pada manusia lainnya.
Sebagai penutup, Rumah Makan Rakyat (RMR) didirikan atas solidaritas masyarakat sekitar yang bahu membahu mengentaskan kemiskinan dan menghapus kelaparan. Sebagai wadah sangu atau bekal amaliyah kita di hari hisab kelak. Insya Allah, semoga segenap pengurus, relawan, donatur dan para pemerhati serta pecinta program peluang kebaikan ini akan senantiasa dimuliakan dan diberkahi perjuangannya oleh sang Khaliq pencipta manusia.
Mari kita jaga dan rawat Rumah Makan Rakyat (RMR) ini sebaik-baiknya, sebagai khazanah program peluang kebaikan berupa sumbangsih masyarakat untuk lingkungannya, kota tercintanya terutama juga untuk agama, bangsa dan negara.
Malang, 3 Januari 2024
Muhammad Rif’an Haqiqi, Koordinator Dewan Syuro Rumah Makan Rakyat (RMR) Kota Malang