Kontemplasi dan Introspeksi dan Perjuangan Dalam Perubahan, catatan Nashir Ngeblues
Terkadang keterpurukan bisa merubah manusia menjadi lebih baik, tapi tak jarang pula ketika seseorang itu telah lepas dari keterpurukan, dia akan kembali lagi pada watak aslinya, yaitu melupakan siapapun yang telah menemaninya dan terjebak asyik dengan kebaruan di masa perubahan tersebut.
Karena memang watak terbangun dari kebiasaan interaksi seseorang itu dengan lingkungan hidupnya sepanjang dia hidup. Pendidikan di dalam dan di luar rumah serta pilihan pertemanannyalah yang akan membentuk karakternya.
Beranikah kita menyadari dan memutuskan untuk tetap berada di dalam rel perubahan yang telah di dapatkan dari masa keterpurukan tersebut ?
Memperjuangkan apa yang di dapat dalam proses peralihan sangatlah tidak mudah, akan banyak muncul rangsangan untuk lari dari hal tersebut, dengan di cari alasan yang paling logis, agar ketika lari dari realitas perubahan dan kembali pada watak semula tidak menjadikan beban bagi dirinya.
Akan tetapi sesungguhnya suara dari nurani selalu mengingatkan dan menolak alasan apapun yang dilakukan demi keluar dari masa indah peralihan tersebut. Dan waktu akan mengembalikan dia pada masa keterpurukan itu, entah di sadari atau tidak.
Kontemplasi dan Introspeksi juga berjuang mempertahankan masa peralihan menjadi sangat penting untuk terus dilakukan dan di perjuangkan. (nashir ngeblues)