Sangkakala Raraswara Abdi Praja Korsik Pemkot Malang
Rasa kecintaan dan bangga pada negara ini, kami sampaikan lewat alunan nada- Korsik Pemkot Malang
Dalam setiap upacara peringatan Hari Besar Nasional dan Daerah yang dilaksanakan oleh Pemerintah kota Malang, kehadiran Korps Musik menjadi yang dinantikan. Sebagai bagian dari alat kelengkapan upacara maka keberhasilan upacara termasuk kelancaran protokoler juga tak lepas dari kebolehan Korps Musik memainkan instrumen. Korps Musik Pemerintah Kota Malang biasa disebut dengan Korsik adalah sekumpulan Pegawai Pemerintah Kota Malang yang bertugas membawakan musik upacara resmi dengan alat musik. Mereka berasal dari unsur pegawai PNS dan non PNS yang melayani kebutuhan musik pada sebuah upacara yang biasa dilakukan di depan Balaikota Malang.
Korsik merupakan tradisi musik militer yang digunakan sebagai pemberi tanda atas sebuah instruksi dalam militer. Keberadaan Korsik nampak pada perang Saudara di Amerika Serikat dimana peran korps musik sangat dominan. Anggota korps musik dalam perang antara bagian selatan dan bagian utara Amerika tersebut dilengkapi alat musik berupa genderang, suling dan terompet sangkakala. Mereka bertugas memberikan informasi dan melanjutkan perintah komandan pertempuran melalui alunan musik. Dapat berupa aba-aba melalui genderang ataupun terompet. Korsik juga berfungsi untuk memompa semangat prajurit saat istirahat malam setelah pertempuran. Prajurit Korsik dimasa itu selalu berdampingan dengan prajurit yang bertugas membawa panji-panji/ bendera kesatuan/ kelompok.
Sehingga tidak berlebihan bahwa tradisi musik dalam dunia kemiliteran akhirnya masuk ke Indonesia. Termasuk kota Malang dimana beerapa instansi militer memiliki Korps Musik yang cukup lengkap, sebut saja Ajendam dan Korem 083. Kebutuhan protokol tata upacara di pemerintahan sipil juga masih dipengaruhi oleh tata upacara militer yang memerlukan aba-aba melalui musik. Kondisi ini juga turut mempengaruhi kebutuhan korps musik pada tata upacara di lingkungan Pemerintah Kota Malang. Bisa dikatakan bahwa aba-aba melalui alat musik seperti trompet / sangkakala mulai pada masa kemerdekaan hingga kini. Namun tahukah sejarah Korps Musik Pemerintah Kota Malang dimulai?.
Keberadaan Korps musik pemkot malang dimulai semenjak Walikota Soesamto yang mulai menjabat pada periode 1988 hingga 1998. Sebagai salah seorang anggota militer yang terakhir berpangkat Kolonel TNI-AD, beliau menghendaki agar Pemerintah Kota Malang memiliki Korps Musik sendiri. Sehingga pada tahun 1989 dimulailah dilakukan rekrutmen anggota korps musik yang berasal dari pegawai dilingkungan Pemerintah Kotamadya Malang. Mereka bertugas untuk memenuhi kebutuhan pemkot dalam hal pelayanan musik pada saat upacara peringatan hari besar berlangsung. Sebelum terbentuknya Korsik Pemkot Malang, disetiap upacara hari besar dapat dipastikan selalu meminta bantuan tenaga Korsik Ajendam atau pun personil Korsik Korem 083. Hal ini terjadi sejak tahun 1960an hingga 1990.
Sebelum adanya Korsik kota Malang, permintaan pelayanan musik upacara sangat padat di Ajendam Malang, khususnya pada peringatan hari-hari tertentu, apalagi dengan keterbatasan jumlah anggota yang hanya 55 personil. Seringkali secara bersamaan personil korps musik Ajendam dipinjam oleh instansi lain. Seperti Kodam V brawijaya, korem 083, pemerintah Kabupaten Malang dan pemerintah Kota Batu. Sehingga keberadaan Korsik Pemkot Malang sangat penting untuk melancarkan tugas tugas upacara keprotokolan yang diselenggarakan oleh Pemkot Malang. Kurang lebih terdapat 8 -10 upacara yang memerlukan layanan musik.
Pada saat awal pembentukan Korsik Kota Malang berhasil dikumpulkan untuk dilatih kurang lebih 45 orang. Mereka adalah pegawai dilingkungan Kotamadya Malang yang dilatih serta dilengkapi alat musik berupa drum senar dan trompet sangkala. Bertindak sebagai pelatih Korps Musik saat itu adalah anggota TNI aktif yang berasal dari kesatuan Ajudan Jenderal Kodam (Ajendam). Mereka adalah para pelatih musik Ajendam seperti Peltu Marsuto, Peltu Suparlan, Pelda Subandi dan Peltu Sugeng. Dikemudian hari putra dari Bapak Sugeng yaitu Peltu (purn) Didik Suparwanto juga menjadi pelatih Korsik pemkot Malang mulai tahun 2015 hingga kini.
Terbentuknya tim korsik Kotamadya Malang ini tidak lepas dari latar belakang Soesamto Walikota Malang yang banyak berasal dari latar belakang militer sekaligus adalah seniman. Sampai dengan pertengahan 1995 mulai Korsik dilatih oleh beberapa orang pelatih yaitu Sugeng, Marlan, Subandi, Marsuto dan Suyono. Mereka adalah personil TNI-AD aktif dari kesatuan Ajendam Brawijaya. Jumlah pemain Korsik Kota Malang saat itu mencapai kurang lebih 40 orang yang berasal dari para pegawai yang ada di kelurahan, kecamatan hingga bertugas di dinas dan badan.
Selanjutnya mengingat adanya aturan bahwa pelatih Korsik berasal dari unsur TNI yang telah purna (pensiun) maka Peltu (purn) Suyono yang aktif melatih clarinet ditunjuk sebagai kepala pelatih korps musik kota malang mulai 1997 hingga 2015. Setelah sempat 2 tahun vakum yang dikarenakan adanya kebijakan bahwa pelatih korsik adalah prajurit yang non aktif (pensiun). Sebelumnya korsik juga sempat dilatih oleh pelatih lama yaitu Marsuto, sehingga Suyono termasuk pelatih bertugas mendampingi dan melatih anggota Korsik kota Malang dengan cukup lama masanya.
Salah satu personil Korsik yang cukup penting perannya adalah seorang konduktor. David Syarial adalah konduktor Korsik kota Malang yang sebelumnya adalah pemain clarinet bimbingan Suyono. Namun karena dia sering berada di barisan depan dan sering diminta untuk menyiapkan barisan maka atas permintaan pelatih Korsik saat itu yaitu Pak Subandi, maka dia terpilih menjadi konduktor. Hal ini ternyata sepadan dengan keinginan teman-teman personil korsik lainnya yang memilihnya untuk menjadi konduktor, yang disepakati dari hati pemain lainnya dan mereka sepakat dengan penunjukan pelatih.
Perkembangan Korsik pada era Walikota Peni Suparto dengan Kabag Perlengkapan Setyoko (alm) pada tahun 2012, korsik mendapatkan dukungan berupa peralatan baru dan seragam. Disamping itu juga ditunjuk Peltu (purn) Suyono sebagai pelatih korsik pemkot malang dan dibantu oleh Peltu Didik Suparwanto yang saat itu masih berdinas di Ajendam sebagai bintara pelatih.
Disaat itu Korsik Pemkot Malang adalah group korsik yang cukup diperhitungkan setelah korsik Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Surabaya. Bedanya bahwa pada personil korsik yang diampu oleh personil Satpol PP. Keberadaan korsik kota Malang sempat dikenal se Jawa Timur. Apalagi hampir setiap event apapun yang digelar dan memerlukan layanan musik upacara maka penampilan korsik Kota Malang mampu sebagai penyempurna upacara. Mulai dari peringatan Hari jadi kabupaten/kota hingga peringatan upacara di instansi militer.
Pada awal tahun 2016, Korps Musik Pemerintah Kota Malang mengalami perubahan yang cukup signifikan. Yaitu dengan mulai direkrutnya pemain musik junior yang berusia muda untuk menjadi anggota Korsik yang berstatus Non PNS . Hal ini untuk menindaklanjuti saran masukan dari para undangan upacara yang mengeluhkan atas kualitas instrumen korsik. Banyak yang merasa kualitas dan performa dari Korsik Kota Malang telah menurun drastis. Namun hal ini bisa dimaklumi karena banyaknya personil Korsik rekrutan tahun 1990 yang beranjak tua. Serta kelengkapan instrumen yang sudah kurang layak pakai dan perlu penggantian baru. Sehingga ini menjadi dasar pertimbangan untuk melakukan proses regenerasi. Melalui Bagian Umum dan Perlengkapan Sekretariat Daaerah Kota Malang selanjutnya dilaksanakan proses rekrutmen anggota Korsik mulai bulan Januari 2016.
Asisten Administrasi Umum saat itu Yudhi K Ismawardi, SH, M.Hum menyampaikan arahan khusus kepada Kasubag Keuangan dan Perlengkapan di Bagian Umum dan Perlengkapan Agung H Buana. “Bangun tim Korsik Kota Malang yang berwibawa, gagah dan memiliki skill bermusik yang tinggi, “ujar Yudhi saat itu. Setelah melalui proses panjang untuk rektrutmen anggota Korsik maka didapatkan kurang lebih 15 orang anggota baru. Sehingga total anggota Korsik kota Malang menjadi 30 orang dimana terdapat 10 orang personil berstatus PNS dan sisanya adalah Non PNS yang tergabung. Sedangkan yang menjadi pelatih korsik bentukan baru adalah Peltu (purn) Didik Suparwanto mantan personil ajendam V Brawijaya dan Damai Setyawan. SE. M.Pd, seorang praktisi aranger marching band di Malang.
Tugas pertama yang mereka emban saat itu sangat berat yaitu menyiapkan personil Korsik untuk dapat ditampilkan pada upacara peringatan Hari ulang tahun Kota Malang yang ke 102. “Sesuai petunjuk pimpinan bahwa tim korsik harus tampil elegan pada HUT Kota Malang ke 102” ujar Agung H Buana ke personil Tim Korsik dan para pelatih. Hal ini dirasakan sebagai tantangan tersendiri, terlebih personil yang baru adalah rekrutmen dari unsur non PNS yang masih muda dan relatif masih awam dengan tata urutan musik militer. Untuk keperluan pembentukan tim maka diselenggarakan pusat pelatihan korsik selama satu minggu. Pelaksanaannya di salah satu hotel di Batu yang berada jauh dari pemukiman dengan tujuan untuk menghindari gaduhnya suara musik. Dengan keyakinan bersama dan dukungan dari semua pihak maka tim Korsik Kota Malang tampil perdana dengan formasi baru pada tanggal 1 April 2016.
Tim Korsik bentukan baru ini memilih nama Raraswara Abdi Praja sebagai nama korps dengan logo 2 teropet sangkakala. Personil Korsik kota Malang saat itu adalah gabungan dari pemain lama dan pemain rekrutan baru hasil pelatihan dimana rentang usia antara 19-50 tahun. Berbeda-beda karakter dan pola pemikiran, tapi berkat kerjasama antara pimpinan dan pelatih sehingga dapat menciptakan kebersamaan diantara Tim Korsik Pemkot Malang.
Berbagai event juga telah diikuti oleh tim Korsik diluar tugas sebagai korp musik upacara. Salah satunya adalah mengikuti open festival marching band tingkat Nasional pada 18 Maret 2017 bertempat di Gor Delta Sidoarjo. Dikemudian hari ternyata Korsik Raraswara Abdi Praja juga mampu menampilkan diri sebagai Big Band. Dimana Big Band memadukan beberapa alat musik Tiup (brass section) dengan Rythem Section mulai dari drum, keyboard sampai biola. Big Band Raraswara Abdi Praja ditampilkan perdana pada Gala Dinner APEKSI 2017 di Kota Malang.
Kini Tim Korps Musik Kota malang hanya beranggotakan kurang lebih 23 orang terdiri dari 5 orang peniup trompet, 4 orang pemain Mellophone, 2 orang peniup Tuba, 2 orang peniup trombon slide, 4 orang pemain baritone, 2 orang pemain snar drum, 1 orang bass brum dan 1 pemain symbal serta 2 orang pelatih. Bertindak sebagai konduktor adalah Didik Suparwanto yang bertindak juga sebagai pelatih serta Andik Setyawan sebagai tandemnya. Korsik Raraswara Abdi Praja berlatih sebanyak 2 kali dalam seminggu yaitu pada hari Selasa dan Kamis mulai jam 08.00-10.30 wib. Nikmati penampilan korsik Raraswara Abdi praja setiap upacara yang diselenggarakan di Balaikota Malang.(aboe)
foto dari Korsik pemkot Malang https://www.instagram.com/korpsmusik_pemkotmalang/