Art and Cultureperformanceurban malang

Budaya Malang Raya, Catatan Wibie Maharddika

Ki Soleh Adi Pramono, Budayawan dan Seniman Sesepuh Malang Raya serta pengasuh Padepokan Seni Mangun Dharma, Tumpang mengatakan bahwa kebudayaan Malang Raya ini mengandung dan ditopang oleh 4 (empat) unsur entitas budaya. Yakni budaya TENGGER, AREK, MADURA dan MATARAM. Ke empat anasir budaya tersebut yang menjiwai dan membangun atmosfir Malang Raya secara keseluruhan (Kota Malang, Kota Batu, Kabupaten Malang).

Saya mengabstrasikan lebih dalam bahwa Malang Raya berintikan budaya MATA AIR dan PEPUNDEN. Lebih inti lagi maknanya adalah budaya KEJERNIHAN pikiran, jiwa, hati, ucapan, perilaku serta energi yang bersumber dari nilai KELUHURAN berupa keindahan (JAMALIAH) dan keagungan (JALALIAH) guna mewujudkan kesempurnaan (KAMALIAH).

Ucapan MISUH sejati nya adalah bertujuan MAMASUH. Yakni kata kata tertentu dari dorongan hati untuk membasuh kotoran dan malapetaka (Mamasuh Malaning Bumi) dalam rangka mengasah budi pekerti (Mangasah Mingis ing Budi). Jadi, kalimat MISUH jika tulus dan benar akan berdampak mawas diri dan meningkatkan kesadaran kolektif. Bukan malah menjadi tumpukan amarah, dendam, iri, dengki, benci, penyesalan dan kekecewaan baru yang justru semakin memperkeruh suasana.

4 Unsur budaya Malang Raya di muka jika dilakukan secara alami, harmoni dan konstruktif, akan semakin memperkokoh dan memunculkan hakekat Malang Raya sebagai MATA AIR PERADABAN tanah Jawa Nusantara. Selaras dengan tema abadi lampah PUJI TIRTHA SUCI, yakni “Wening Suci Lampah Dayaning Nuswantara Jaya Manembah”. Bahwa kejernihan dan kesucian budi pekerti adalah kekuatan sejati Nusantara menuju kejayaan dalam Keridhoan ILAHI.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WeCreativez WhatsApp Support
Our customer support team is here to answer your questions. Ask us anything!
👋 Hi, how can I help?