Budaya, Kreativitas dan Kota Kreatif, menjelajahi Mondiacult 2022 dan SDG 11, Catatan Harry Waluyo
Deklarasi Mondiacult 2022 menegaskan kembali budaya sebagai barang publik global dan menggarisbawahi peran transformatifnya dalam mengatasi tantangan global kontemporer. Sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 11, yang menjadikan kota inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan, deklarasi tersebut menekankan saling ketergantungan budaya, kreativitas, dan pembangunan perkotaan. Artikel ini menelisik persimpangan dimensi-dimensi ini, menyoroti praktik dan strategi terbaik untuk mengintegrasikan kebijakan budaya ke dalam pembangunan perkotaan yang berkelanjutan.
Peran Budaya dalam Pembangunan Perkotaan yang Berkelanjutan yakni. (1) Budaya sebagai Pilar Keberlanjutan, Definisi budaya yang komprehensif dari UNESCO menyoroti dimensi spiritual, material, intelektual, dan emosionalnya, yang membentuk identitas dan nilai-nilai masyarakat. Budaya lebih dari sekadar ekspresi artistik; budaya mencakup tradisi, keyakinan, dan gaya hidup yang memengaruhi pembangunan perkotaan yang berkelanjutan. Kota berfungsi sebagai pusat budaya tempat berbagai tradisi hidup berdampingan, berkembang, dan tumbuh subur, menjadikannya platform ideal untuk membina dialog antarbudaya, inklusi sosial, dan pertumbuhan ekonomi. (2) Kreativitas sebagai Penggerak Inovasi, Kreativitas, yang berakar pada keragaman budaya, sangat penting untuk mengatasi tantangan perkotaan seperti pertumbuhan populasi, kekurangan perumahan, dan degradasi lingkungan. Industri kreatif—termasuk desain, arsitektur, media digital, dan seni pertunjukan—memberikan kontribusi yang signifikan terhadap ekonomi perkotaan sekaligus mendorong praktik berkelanjutan. Industri ini juga meningkatkan kelayakan hidup kota dengan mengubah ruang publik, mengurangi ketimpangan, dan mempromosikan kesadaran lingkungan.
Deklarasi Mondiacult 2022 dan Pembangunan Perkotaan

Deklarasi Mondiacult 2022 menekankan budaya sebagai sumber daya strategis untuk pembangunan berkelanjutan. Pada dasarnya Deklarasi ini menyerukan integrasi warisan budaya, industri kreatif, dan pengetahuan tradisional ke dalam kebijakan dan perencanaan perkotaan. Adapun Prinsip-prinsip utama Mondiacult 2022 meliputi: (1) Pelestarian Warisan Budaya: Menjaga warisan berwujud dan takbenda untuk memperkuat identitas dan ketahanan masyarakat. (2) Kebijakan Budaya Inklusif: Mempromosikan akses yang adil terhadap sumber daya budaya dan partisipasi bagi kelompok-kelompok yang terpinggirkan. (3) Kolaborasi Antarsektor: Menjembatani budaya, pendidikan, dan teknologi untuk mengatasi tantangan perkotaan. (4) Pariwisata Budaya: Memanfaatkan budaya untuk pariwisata berkelanjutan, yang memberi manfaat bagi masyarakat lokal dan melestarikan warisan.
Beberapa Praktik Terbaik dalam Budaya, Kreativitas, dan Kota-kota kreatif pada UNESCO Creative Cities Network, dapat dipelajari bahwa:
(1) Jejaring Kota Kreatif (UNESCO). Jejaring Kota Kreatif UNESCO (UCCN) mencontohkan integrasi budaya dan kreativitas ke dalam pembangunan perkotaan. Kota-kota anggota, seperti Mexico City (Desain) dan Edinburgh (Sastra), mempromosikan ekonomi kreatif sambil meningkatkan kualitas hidup penduduk. UCCN mendorong kolaborasi antarkota untuk berbagi praktik terbaik dan inovasi. (2) Warisan Budaya untuk Ketahanan Perkotaan (Kathmandu, Nepal). Kota Kathmandu mengintegrasikan warisan budaya ke dalam perencanaan ketahanan perkotaan. Setelah gempa bumi tahun 2015, kota tersebut memprioritaskan pemulihan Situs Warisan Dunia UNESCO sambil meningkatkan kesiapsiagaan bencana berbasis masyarakat. Pendekatan ini melestarikan warisan dan memperkuat ketahanan masyarakat terhadap risiko di masa mendatang. (3) Kebijakan Budaya Inklusif (Bogotá, Kolombia). Kota Bogotá mempromosikan inklusi sosial melalui kebijakan budaya, seperti akses gratis ke museum dan program seni komunitas. Inisiatif seperti “Cultura en Común” menghadirkan kegiatan budaya ke lingkungan yang kurang terlayani, mendorong kohesi sosial dan mengurangi kesenjangan.
(4) Pariwisata Budaya Berkelanjutan (Barcelona, Spanyol). Kota Barcelona menyeimbangkan pariwisata dengan pelestarian budaya melalui kebijakan seperti membatasi jumlah wisatawan di lingkungan bersejarah dan mempromosikan kerajinan lokal. Langkah-langkah ini melindungi identitas budaya kota sekaligus mendukung ekonomi lokal. (5) Inovasi Digital untuk Budaya (Seoul, Korea Selatan). Kota Seoul memanfaatkan teknologi digital untuk melestarikan dan mempromosikan budaya. Inisiatif seperti tur warisan virtual dan pembuatan konten budaya berbasis AI melibatkan khalayak global dan menarik bakat kreatif, yang berkontribusi pada vitalitas budaya dan ekonomi kota. (6) Kreativitas digital ke dalam lanskap budaya dan perkotaan: Lyon, Prancis. Kota Lyon adalah Kota Kreatif Seni Media UNESCO, menunjukkan bagaimana seni media dapat mendorong pembangunan perkotaan yang berkelanjutan. Kota ini memadukan kreativitas digital ke dalam lanskap budaya dan perkotaannya, menciptakan lingkungan inovatif yang mendorong ekspresi artistik, pertumbuhan ekonomi, dan inklusi sosial.
Sehingga untuk menyelaraskan Budaya dengan SDG 11diperlukan Strategi dan Rekomendasi sebagai berikut:. (1) Integrasi Kebijakan Pemerintah harus mengintegrasikan budaya dan kreativitas ke dalam kerangka perencanaan perkotaan, memprioritaskan pelestarian warisan, ekonomi kreatif, dan aksesibilitas budaya. (2) Kemitraan Publik-Swasta-Organisasi Budaya. Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan organisasi budaya untuk mendanai proyek budaya dan kota berkelanjutan, mendukung industri budaya dan kreatif, serta meningkatkan ruang publik. (3) Keterlibatan Masyarakat. Kebijakan budaya yang inklusif harus melibatkan masyarakat lokal dalam pengambilan keputusan untuk memastikan kebijakan budaya mencerminkan kebutuhan dan nilai-nilai budaya mereka. (4) Pendidikan dan Pengembangan Kapasitas. Berinvestasi dalam pendidikan dan pelatihan untuk keterampilan kreatif memberdayakan individu dan memperkuat sektor budaya, yang berkontribusi pada inovasi perkotaan. (5)Pemantauan dan Evaluasi. Penilaian rutin terhadap kebijakan dan program budaya memastikan keselarasan dengan SDG 11 dan mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.
Kesimpulan
Deklarasi Mondiacult 2022 dan SDG 11 menyoroti potensi transformatif budaya dan kreativitas dalam membangun kota yang berkelanjutan, inklusif, dan tangguh. Dengan mengintegrasikan warisan budaya dan industri kreatif ke dalam pembangunan perkotaan, kota dapat mengatasi tantangan kontemporer sekaligus mendorong inovasi, kohesi sosial, dan pertumbuhan ekonomi. Merangkul budaya sebagai pilar utama keberlanjutan sangat penting untuk membentuk masa depan kehidupan perkotaan.
*)Pengamat Budaya, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif*