Belajar Pengembangan Ekonomi Kreatif dari Inggris dan Korea Selatan, catatan Harry Waluyo
Belajar dari pengalaman pengembangan Ekonomi kreatif di Inggris dan Korea Selatan, perlu disadari bahwa ekonomi kreatif disana menjadi pilar penting dalam perekonomian masing-masing negara. Namun, pendekatan dan karakteristik pengembangan sektor ini berbeda, sesuai dengan konteks budaya, kebijakan pemerintah, dan pengaruh global yang melingkupinya. Bila Inggris dikenal sebagai salah satu pionir dalam pengembangan ekonomi kreatif. Sementara Korea Selatan berhasil menjadikan budaya populernya sebagai komoditas global melalui fenomena “K-Wave” atau “Hallyu.”

Pengembangan Ekonomi Kreatif di Korea Selatan yang berfokus pada K-Wave. Karakteristik Utamanya adalah (1) Budaya Populer sebagai Basis: Korea Selatan mengembangkan sektor kreatif yang berbasis pada budaya populer seperti K-Pop, drama, dan film. Dan (2) Inovasi dan Adaptasi Global: Fokus pada selera pasar internasional dengan mengintegrasikan teknologi dan pemasaran digital.
Sementara Strategi Utama di Korea Selatan adalah (1)Investasi Pemerintah: Penyediaan infrastruktur dan dukungan finansial. (2) Pendidikan dan Teknologi: Pelatihan seni dan teknologi untuk menghasilkan tenaga kerja inovatif. (3) Pemasaran Global: Promosi agresif melalui media sosial dan platform streaming.
Sehingga bila strategi tersebut dilaksanakan dengan baik maka akan ada dampak positif yaitu peningkatan ekspor budaya, meningkatnya pariwisata berbasis budaya populer dan peningkatan citra nasional Korea Selatan.
Sementara itu pengembangan Ekonomi Kreatif Inggris berfokuskan pada Diversifikasi Sektor. Dimana terdapat karakteristik Utama yaitu (1) Berbasis Warisan dan Inovasi Lokal. Dengan Inggris memadukan warisan budaya klasik (musik, sastra, teater) dengan sektor modern seperti desain, gim, dan teknologi. Dan (2) Diversifikasi Ekonomi Kreatif yaitu Inggris memiliki fokus yang lebih luas, termasuk sektor periklanan, seni rupa, arsitektur, media, dan penerbitan.

Strategi Utama yang dilakukan adalah (1) Kebijakan Kreatif Nasional, Inggris adalah satu di antara negara pertama yang merumuskan kebijakan ekonomi kreatif secara terstruktur. (2) Fokus pada Kota Kreatif: London, Manchester, dan kota lainnya menjadi pusat ekonomi kreatif. Dan (3) Kolaborasi Internasional: Kerja sama dengan negara lain untuk memperluas jejaring industri kreatif.
Selanjutnya dampak yang ditimbulkan adalah adanya Kontribusi signifikan terhadap PDB Inggris, ekosistem kreatif yang kuat dengan basis komunitas dan akademisi. Serta menjadi Eksportir global dalam seni, hiburan, dan konten kreatif.
Persamaan dari pengalaman pengembangan ekonomi kreatif di Korea Selatan dan Inggris adalah sebagai berikut. (1) Kontribusi pada Ekonomi Nasional, Kedua negara mengandalkan ekonomi kreatif sebagai satu di antara sektor utama perekonomian. (2) Peran Pemerintah, Pemerintah di kedua negara mendukung sektor ini melalui kebijakan, dana, dan infrastruktur. (3) Integrasi Teknologi, baik Inggris maupun Korea Selatan memanfaatkan teknologi digital untuk memperluas pasar kreatif global. membuktikan bahwa ekonomi kreatif dapat menjadi pilar penting dalam perekonomian nasional dengan strategi yang sesuai dengan konteks masing-masing
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa Ekonomi kreatif Inggris dan Korea Selatan menunjukkan pendekatan yang berbeda dalam memanfaatkan potensi kreatif untuk pertumbuhan ekonomi. Inggris lebih mengedepankan diversifikasi sektor berbasis warisan budaya dan inovasi, sementara Korea Selatan memanfaatkan fenomena budaya populer yang berorientasi global. Meskipun memiliki pendekatan yang berbeda, keduanya membuktikan bahwa ekonomi kreatif dapat menjadi pilar penting dalam perekonomian nasional. Tentunya dengan strategi yang sesuai dengan konteks masing-masing.
*pemerhati ekonomi kreatif pariwata dan budaya