Budaya Urban Malang, Arca Tatasawara Kenalkan ke kancah Nasional dan Internasional.
Kota Malang, dikelilingi oleh pegunungan tinggi bak mangkuk raksasa, menyimpan kekayaan budaya dan komunitas yang beragam. Perpaduan budaya Arek, Mataraman, Pendalungan, dan Tionghoa telah menjadikan Malang sebagai kota yang multikultural dan dinamis.
Sejak lama, Malang dikenal sebagai “Kota Bunga”, “Kota Rock”, dan “Kota Pendidikan”. Julukan-julukan ini mencerminkan semangat dan karakter Malang yang selalu terbuka terhadap perubahan dan perkembangan. Kehadiran banyak universitas di Malang semakin memperkaya keragaman budaya di kota ini. Mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia datang ke Malang untuk menuntut ilmu, membawa budaya dan tradisi mereka masing-masing.
Seiring waktu, banyak mahasiswa yang menetap di Malang setelah menyelesaikan studinya. Hal ini semakin memperkaya ragam budaya di Malang. Akulturasi budaya pun tak terelakkan, terlihat dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk dalam dunia musik.
Banyak musisi Malang yang terinspirasi dan mempelajari alat-alat musik tradisional dari luar Jawa. Pengaruh musik tradisional ini kemudian dipadukan dengan musik modern, melahirkan genre musik kontemporer yang unik dan berkarakter nusantara.
Kolaborasi antar musisi dari Malang dan luar Malang juga menjadi fenomena yang sering terjadi.
Malang dengan segala keragaman budayanya terus berkembang dan beradaptasi dengan zaman. Kota ini menjadi contoh nyata bagaimana perpaduan budaya dan komunitas dapat melahirkan energi baru yang positif dan dinamis. Semangat budaya urban ini terlihat dari salah satu kelompok music “Arca Tatasawara” yang mana tiap dalam performanya membawakan lagu-lagu bergenre World Musik kontemporer yang diaransemen dari berbagai alat musik tradisional Nusantara.
Meski baru terbentuk beberapa tahun yang lalu, tepatnya pada bulan Agustus 2019 di festival Dilem Gondowangi, Arca Tatasawara langsung mendapat tempat di kalangan Musisi dan Masyarakat Malang. Hal ini bisa di lihat dari apresiasi masyarakat dengan seringnya Arca Tatasawara dipercaya mengisi kegiatan-kegiatan di Malang.
Untuk diketahui para Musisi yang tergabung dalam kelompok music Arca Tatasawara adalah Musisi-musisi yang mana punya basic music yang berbeda-beda. Keragaman basic ini menjadikan karya music Arca Tatasawara mempunyai keunikan dalam aransemennya. Inilah yang menjadikan Arca Tatasawara mampu diterima oleh Masyarakat Malang.
Para personal Arca Tatasawara yaitu Agus Wayan bermain Sape alat musik dari Borneo dan Penting alat musik Bali, Faisal Satria Defrianto bermain kendang, suling,kedang, Koko Hardianto bermain Lead Gitar, Mohammad Sholeh bermain Gitar Bass, Aditya Hendra Setiawan bermain Drum, Tutut Pristiati bermain Biola, Nova Andiano bermain Gitar dan Kecapi sekaligus menjadi Vokalis
Apresiasi pada kelompok music Arca Tatasawara begitu besar, tidak hanya dari Masyarakat Malang saja. Apresiasi juga kerap diterima Arca dari Pemerintah Kota Malang hingga pemerintah Kalimantan dengan mengundang kelompok music ini perform di kegiatan kedinasan mereka. Dan kabar gembira tahun ini, Arca Tatasawara yang di undang untuk hadir dalam Kaltim Etnik dan World Musik Festival 2024 yang nanti di gelar di Balikpapan Kalimantan Timur pada tanggal 4-7 oktober 2024.
Dan untuk memenuhi undangan ini Arca Tatasawara mendapat fasilitas pendanaan dari Danaindonesiana Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia. Dengan hadirnya Arca Tatasawara sebagai delegasi ke Festival Kalimatan Etnik dan World Musik Festival ini, menjadikan satu peluang dalam mengenalkan keragaman budaya dan toleransi yang ada di Malang ke kancah internasional. (Nasai)