Art and Culturehistory

Merayakan 50 tahun Persahabatan Kerjasama Brugge dan Kota Malang

Bagi warga Tunjungsekar Kecamatan Lowokwaru Kota Malang, tentu pernah mendengar nama SD Brugge. Namun bagi sebagian warga lainnya, nama Brugge terdengar asing, apalagi bagi pendatang yang tinggal di Kota Malang. Hal ini dapat dipahami karena Brugge adalah nama sebuah kota di Belgia negara di Eropa yang berjarak 11.971 km jauhnya. Ternyata Kota Malang menyimpan kenangan yang mendalam dengan Kota Brugge sejak 50 tahun yang lalu.

Kota Brugge sendiri berada disebuah daerah pelabuhan yang cukup ramai aktifitas perdagangannya. Terletak di barat laut Kerajaan Belgia yang berbatasan dengan jerman dan Belanda di sebalah baratnya. Negeri Belgia itu sendiri merupakan kerajaan yang merdeka dari Belanda sesaat setelah terjadinya perang Jawa 1825-1830 yaitu terjadinya revolusi Belgia 1830. Penduduk kota Brugge berjumlah 118.509 pada tahun 2022 yang mendiami wilayah seluas 138,40 km2. Kebanyakan sehari-hari mereka menggunakan bahasa Perancis dan Belanda selain bahasa inggris sebagai komunikasi internasional. Kota yang menggunakan perahu sebagai bagian transportasinya ini menjadikan kota brugge sebagai kota heritage Warisan Dunia UNESCO.

Lalu bagaimana hubungan Kota Brugge dengan kota Malang yang saat ini tepat diperingati 50 tahun persahabatan kerjasamanya. Dalam buku 64 Tahun Kota Malang menuju kota pendidikan, Industri dan Pariwisata yang terbit 1 April 1978 disebutkan sejarah kerjasama Malang dan Brugge.

Hubungan antar kota ini diawali dengan kunjungan Duta Besar Belgia untuk Indonesia Michel Van Ussul ke Kota Malang pada awal 1968. Beliau memiliki agenda untuk mengunjungi Perusahaan Rokok PT. Faroka S.A yang dilanjutkan melakukan kunjungan resmi ke walikota M. Ng. Soedarto. Dalam pertemuan itu terungkap bahwa Belgia membuka peluang kerjasama termasuk pemberian bantuan kepada Pemerintah Kotamadya Malang. Sehingga disusunlah rencana-rencana yang memungkinkan diajukan ke Pemerintah Belgia, tentunya dangan restu Kementerian Dalam Negeri dan Gubernur KDH Jawa Timur kala itu.

Beberapa usulan proyek yang diajukan oleh Pemerintah Kotamadya Malang saat itu untuk Belgia adalah sebagai berikut: (1) pembangunan SD yang rusak karena banjir di Kedungkandang; (2) Health center yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Kedungkandang; (3) Jembatan (bailey) Kedung-Luncing; (4) Rehabiitasi Jalan Raya Langsep. Selanjutnya proposal usulan tersebut dibawa Duta Besar Michel Van Ussul ke pemerintah Belgia untuk dibahas lebih lanjut.

Setelah ditunggu cukup lama sekitar satu tahun, tanggapan dari Pemerintah Belgia tak kunjung tiba. Sehingga DPRD Kodya Malang menginisiasi gagasan untuk menanyakan secara resmi proyek usulan tersebut ke Kedutaan Belgia di Jakarta. Ternyata beberapa waktu kemudian terdapat penjelasan bahwa di Belgia sedang ada pergantian kabinet. Sehingga mengakibatkan adanya perubahaan kebijakan Luar negeri Belgia termasuk rencana bantuan ke Malang. Sementara itu proyek-proyek yang diusulkan tersebut telah dirampungkan melalui Repelita I yang dibiayai oleh pemerintah Indonesia sendiri.

Hubungan kerjasama Belgia dan Malang melalui PT. Faroka S.A ternyata ditingkatkan menjadi beberapa hal yaitu (1) Hubungan antar negara dengan negara (Goverment to Government) secara langsung maupun melalui UN-PBB; (2) Antara pemerintah Kota dengan pemerintah kota secara langsung (City to City); (3) antara pusat organisasi kekaryaan atau badan tingkat nasional (organization to organization); (4) antara masyarakat dengan masyarakat (Community to community); (5) antara individu dengan individu (People to People).

Melalui skema kerjasama hubungan antar kota maka pemerintah Belgia menunjuk Kota Brugge untuk mengadakan kerjasama secara langsung dengan Kota Malang. Hal ini mengingat kota Brugge secara aktif memberikan respon atas penawaran dari Pemerintah Belgia. Selanjutnya Kota Brugge membentuk Panitia Kerjasama yaitu Brugs fonds Voor Ontwikkeling en Sammenwerking yang dipimpin oleh Lode de Wilde dengan Ketua kehormatan yaitu Walikota Brugge P. Van Damme. Kepanitiaan kota Brugge ini semacam organisasi private enterprise yang beranggotakan pengusaha kalangan swasta. Sedangkan Panitia daerah Kotamadya Malang dipimpin langsung oleh Walikota Letkol. R. Indra Soedarmadji. Dikemudian hari, salah satu cucu walikota Brugge P. Van Damme tersebut menjadi bintang film Holywood yaitu Jean Claude Van Damme.

Dan sebagai bentuk realisasi kerjasama tersebut maka di kota Malang dilaksanakan Pameran Mengenal Kota Brugge pada tanggal 4 April 1971 dalam rangkaian HUT Kota Malang ke 57. Dalam pameran tersebut dihadirkan narasumber dari kedutaan besar Belgia di Jakarta. Selanjutnya Kota Brugge pada tanggal 23 – 30 April 1971 mengadakan Pekan Indonesia yang diisi beberapa kegiatan yaitu diskusi, ceramah export, Malam kesenian Indonesia, Bridge Drive, sepakbola antar pelajar Indonesia dengan pelajar Brugge. Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh Brugs fonds Voor Ontwikkeling en Sammenwerking.

Sementara itu surat menyurat antar kota Brugge dan Malang terus belangsung untuk melengkapi administrasi termasuk data visual kota Malang, kondisi sosial ekonomi dan masyarakat. Sehingga pada akhirnya dari Pekan Indonesia 1971 di Brugge Belgia tersebut diputuskan untuk membantu pendirian gedung Sekolah Dasar di Malang.

Dengan memperhatikan pertimbangan sosio geografis dan masukan dari masyarakat Brugge sendiri maka SD Tunjungsekar terpilih mendapatkan Bantuan Brugge melalui Brugs fonds Voor Ontwikkeling en Sammenwerking yang diperkuat hasil kerja tim survey IKIP Malang (sekarang UM).

Pembangunan Gedung SD Tunjungsekar atas Bantuan Brugge dimulai tanggal 6 September 1973 yang menelan biaya kurang lebih rp. 30.745.000,- (tiga puluh juta tujuh ratus empat puluh lima ribu rupiah). Hadir dalam peletakan batu pertama pembangunan SD Brugge adalah mandataris Brugs fonds Voor Ontwikkeling en Sammenwerking. Dalam hal ini Hugo Van Rey Broelok yang didampingi Walokota Malang Letkol. Soegijono. Dimana Hugo Van Rey Broelok berkunjung ke Malang sejak 1 September 1971 hingga 7 September 1971.

Bangunan SD Tunjungsekar yang mendapatkan Bantuan Brugge berupa 8 (delapan) ruang kelas, 1 (satu) Aula, 1 (satu) ruang kepala sekolah, 1 (satu) ruang administratif, 1 (satu) ruang alat-alat, 1 (satu) ruang jaga, 1 (satu) hal. umum. Serta 2 (dua) Gudang , 6 (enam) kamar mandi WC, pagar keliling, menara air, generator, rumah kepala sekolah serta perabot sekolah dan rumah kepala sekolah.

Peresmian SD Persahabatan Brugge Malang dilakukan pada tanggal 1 April 1974 tepat pada peringatan HUT Kota Malang ke 60. Dalam peresmian tersebut hadir para Muspida, DPRD dan Le Borgne perwakilan dari panitia Kerjasama Brugge Malang. Juga turut ditampilkan kesenian reog dan Kuda lumping sebagai tampilan kesenian tradisional. Kepala Sekolah SD Tunjungsekar yang bertugas saat itu adalah Suwadji (periode kepala sekolah 1974-1982).

Selanjutnya atas undangan dan permintaan dari Brugs fonds Voor Ontwikkeling en Sammenwerking dilakukan study ke Brugge untuk menjajagi kerjasama bidang pemerintahan, pendidikan, kesehatan dan sebagainya. Untuk itu Pemerintah kotamadya Malang mengutus Dr. Oemirin Soesanto dan Sekretaris Daerah S. Mintarum untuk berangkat ke Brugge. Dan hasilnya kunjungan tersebut adalah bantuan rehabilitasi Laboratorium RSU. Celaket (sekarang RSSA Malang).

Kemudian pada tanggal 4 Juni sampai dengan 10 Juni 1974 dilaksanakan kunjungan kedua dari kota Brugge. Direncanakan yang akan berkunjung ke Malang adalah Walikota Brugge yaitu Michael Van Malie, akan tetapi karena berhalangan maka diwakili oleh Ny. Maes van Robaeys beserta suami. Kehadiran Ny. Maes Van Robaeys ke Malang sebagai perwakilan Brugs fonds Voor Ontwikkeling en Sammenwerking urusan pendidikan kesejahteraan keluarga dan kerjasama. Disertai pula Rode De Willie sebagai ketua Persahabatan Brugge Malang yang hadir di Malang beserta istrinya.

Tujuan kunjungan tersebut adalah menyaksikan dari dekat SD Persahabatan Brugge Malang dan meninjau obyek lain yang perlu dibantu lagi oleh Brugs fonds Voor Ontwikkeling en Sammenwerking. Sehingga hasil dari kunjungan tersebut adalah dikirimkan bantuan senilai Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) untuk rehabilitasi laboratorium RSU Celaket (kini dikenal RSSA). Serta adanya peningkatan kerjasama usaha yang melibatkan antar masyarakat dan invidu antara kota Brugge dan Malang.

Dalam Rencana pengembangan kota Brugge dan Malang dititik beratkan pada perwujudan Pengembangan Kota Malang dalam bidang Pendidikan, industri dan pariwisata. Sehingga kerjasama ini berbentuk investasi modal asing, pengembangan obyek wisata dan kerjasama sosial. Agar kerjasama ini berjalan lebih effektif maka perlu juga dibangun ikatan hati antara warga kota Brugge dan Malang dalam bentuk komunikasi people to people.

Setelah berlangsung setengah abad ini maka perlu kembali dibangun komunikasi dan kemungkinan kerjasama lain. Mengingat sudah banyak warga kota yang tidak mengetahui adanya Hubungan kerjasama kota Brugge di Belgia dan Kota Malang. Momentum HUT yang ke 110 tahun dapat dijadikan tonggak untuk merawat kembali hubungan internasional yang sudah berlangsung sejak 50 tahun yang lalu. (djaja)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WeCreativez WhatsApp Support
Our customer support team is here to answer your questions. Ask us anything!
👋 Hi, how can I help?