Kisah Perjalanan Kue Bagea dan kue Bagiak arungi samudra, khasanah jajanan Nusantara
Masyarakat Nusantara adalah masyarakat maritim yang berbudaya agragris dengan peradaban tinggi dengan berbagai bukti keberadaanya. Seperti tehnologi berlayar sampai jauh menyeberang pulau-pulau. Selama pelayaran, para pelaut juga musti dibekali kudapan, makanan yang awet dan mampu bertahan beberapa saat. Salah satu nya adalah pengananan Bagea khas Kendari Sulawesi. Jajanan kue Bagea ini turut berlayar menemani para pelaut mengarungi samudera. Kue Bagea ini juga dapat ditemui tidak hanya di pulau Sulawesi namun juga ditemui di daerah Ternate, Ambon, Papua hingga pesisir pulau Jawa.
Di Jawa khususnya di daerah Banyuwangi, kue Bagea berubah bunyi menjadi kue Bagiak. teknnis pembuatannya pun hampir sama. Beda bagea khas kendari sulawesi ada pada komposisinya yaitu sagu, gula pasir, santan, telur dan mente. Sedangkan kue Bagiak Banyuwangi menggunakan bahan baku dari tepung tapioka dan terigu.
Bahan-bahan untuk membuat kue Bagea khas kendari adalah gula pasir halus, tepung sagu, minyak sayur, tepung terigu yang telah diayak. Lalu ditaburi biji kenari atau kacang tanah yang telah dicincang halus. Sebagai pewangi kue dipakai rempah yang berasal dari bubuk kayu manis dan bubuk cengkih. Bagea adalah kue kering tradisional khas yang dikenal disepanjang pelayaran. Para pelaut dari Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara (Kendari) menuju pulau Maluku, Maluku Utara hingga Papua tersebar di daerah Indonesia bagian timur. Bagea biasanya berbentuk bulat panjang dan warnanya cokelat pucat, biasanya kue Bagea disantap dengan teh atau kopi yang masih hangat. Menikmati kue ini akan terasa lebih lembut bila dipadukan dengan teh atau kopi, karena bagea/ bagiak bentuknya disajikan sebagai kue kering.
Kue khas Banyuwangi yaitu kue Bagiak yang dikenal juga dengan kue Bagja ini pada awalnya dibuat sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Biasanya atas berkah panen yang melimpah. Namun juga bisa bermakna lain yaitu sebagai ungkapan kemenangan melawan hawa nafsu. Kebahagiaan para pelaut Sulawesi juga disiratkan pada kue Bagea pula.
Sebagai salah satu oleh-oleh khas Banyuwangi, kue Bagiak merupakan kue kering dengan bentuk lonjong dan panjang. Berbahan dasar tepung yang di campur dengan kelapa parut dan beberapa bumbu lainnya. Awalnya bahan utama adalah tepung sagu, namun karena tepung singkong lebih mudah dijumpai di pulau jawa maka terjadi modifikasi atas bahan dasarnya. Kue ini memiliki tekstur yang sedikit keras, dimasak dengan cara dipanggang atau di oven. Sehingga memiliki tekstur garing pada bagian pinggirnya. Rasa dari kue bagiak ini gurih dan manis dengan aroma kekinian yaitu rasa jahe, melon, kaningar, keju, susu, coklat susu dan strowberry. Bagi Qorrifia Citra, foodies kota Malang membandingkan bahwa kedua kue ini sangat khas dan memiliki cita rasa Nusantara. “Menikmati kue ini serasa mengarungi samudra jajanan nusantara,” ujarnya bersemangat.
Mirip juga dengan kue Bagea dan kue Bagiak adalah kue sagu khas Papua. Kue sagu asal Papua dan Papua Barat ini memiliki tekstur yang kering dan keras, namun akan berubah menjadi lembut, ketika dinikmati bersama teh atau kopi. Masyarakat Papua sering memakan kue sagu ini dengan kuah ikan kuning seperti papeda. Memenuhi permintaan konsumen, makanan khas Papua ini kadang diisi dengan kacang hijau sebagai isian. (Djaja)