Art and Cultureperformance

Peradaban dan Kabudayan Sang Topeng Di Simpang Tradisi, catatan Nashir Ngeblues

Tari Topeng Sebagai Media Pendidikan dan Falsafah Hidup Orang Jawa, refleksi acara Kembul Topeng #2

Malam itu udara cukup dingin dan di luaran sana sekitar 2 km dari lokasi Kembul Topeng juga ada beberapa perhelatan acara yang lain. Dan salah satu acara yang cukup menyita perhatian dan keprihatinan adalah adanya Karnaval Sound Horeg.

Beruntung kebisingan Sound Horeg tidak sampai ke telinga kami yang sedang menikmati pertunjukan perayaan Kembul Tari ke 2.

Malam terakhir dari sesi Kembul Tari menampilkan beberapa sosok Maestro Topeng dari beberapa daerah. Ada bapak I Nyoman Caye dari Tabanan, Ibu Wangi Indria dari Indramayu. Serta Kang Subari dari Banyuwangi dan tentunya Ki Soleh Adi Pramono sendiri sebagai tuan rumah.

Ibu Wangi menampilkan 2 sosok Tari Topeng yaitu Panji dan Klono. Topeng Panji dari Indramayu berwarna putih dengan bibir tersungging senyum. Sementara Topeng Klono wajahnya berwarna merah.

Topeng Panji yang dibawakan Ibu Wangi cenderung sedikit gerak, pergerakannya pelan dan lembut, hanya sesekali ada sedikit hentakan gerakan. Dan secara keseluruhan gerakannya terasa cukup mistis.

Menurut Ibu Wangi Topeng Panji menggambarkan sosok manusia yang telah paripurna, sosok yang telah selesai dengan pencariannya dalam hidup. Karena itulah sosok tersebut menjadi tak banyak bergerak, tak banyak tingkah dan tak banyak bicara. Ada pergeseran dalam Tari tersebut berputar menghadap empat penjuru dan 17 gerakan yang berbeda, itu menggambarkan tentang ciptaan Allah dan rakyat dalam sholat yang berjumlah 17, sementara beberapa gerakan yang menghentak sesekali itu adalah gambaran ekstase Panji ketika berinteraksi dengan Tuhannya.

Sementara dalam tari Topeng Klono, Ibu Wangi bergerak lincah kesana-kemari meloncat dan berlari ke segala arah, yang menggambarkan sosok manusia yang sedang dalam proses pencariannya. Mereka akan berperilaku dengan tak terduga, salah dan benar berbaur menjadi satu dalam pergerakannya.

Tumpang tali adalah nadinya hidup yaitu keimanan dan ron atau godong adalah simbol kehidupan. Tari Topeng Panji di Indramayu konon adalah pergerakan dakwah Islam.

Sementara Pak Caye menampilkan sosok seorang yang masih muda dengan pergerakannya yang lincah, lalu di sambung dengan kemunculan sosok yang sudah tua dengan wajah tersenyum adalah gambaran seseorang yang sudah paripurna dalam proses belajar hidupnya dan telah menjadi bijaksana, sehingga wajahnya selalu tersenyum dengan sedikit sekali pergerakan.

Hampir sama dengan gambaran yang diuraikan oleh Ibu Wangi Indria.
“Leluhur kita dahulu bisa membaca karakter manusia, itu terbukti bagaimana mereka membuat perwajahan Topeng. Dengan gerakannya yang menyesuaikan karakter tokoh Topeng tersebut. Itu sebuah gambaran bagaimana peradaban dan kabudayan mereka sangatlah tinggi” Kata Pak Caye dalam obrolan kami usai beliau petasan Tari tersebut.

“Dalam pengalaman hidup mereka ketika sudah menjadi bijaksana, mereka tidak melihat hidup dengan hitam-putih, tidak sebatas salah dan benar.” “Mereka terus mencari nilai kebaikan dalam perbedaan, sehingga lahirlah Bhineka Tunggal Eka” lanjut nya.

Sementara Ki Soleh mengingatkan kepada semua anak bangsa bahwa tak jarang hari ini, bahwa Tari Topeng kehilangan gregetnya. Secara teknik tari bagus, tapi tak mampu mengeluarkan gregetnya. Atau yang disebut Inner Power dalam tiap gerakannya. Persis seperti yang pernah penulis keluhkan sejak tahun 2018 yang lalu.

Karenanya keseriusan dalam mengenal karakter tokoh tiap Topeng harus diperkuat dalam pengajarannya, bukan hanya sebatas mengajari teknik Tari, tapi juga menceritakan tentang karakter tokoh dari Topeng tersebut pada siswa-siswi yang sedang belajar Tari tersebut.

Tari tradisional Topeng bukanlah sekedar Tari tanpa makna apapun untuk kehidupan, Tari Topeng sejatinya menggambarkan tentang sikap dan perilaku manusia ketika mereka berproses untuk menjadi manusia.

Tari Topeng adalah karya leluhur anak bangsa nusantara dengan peradaban dan kebudayaan yang sangat tinggi. Terbukti bahwa mereka menemukan alat musik gendong dengan penempaan teknologi besi dan lain-lain. Membuat karakter perilaku dan sikap manusia dengan Topeng-an gerak Tari sebagai gambaran perilaku sikap manusia. Agar terbedakan antara manusia dengan makhluk lain ciptaan Tuhan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WeCreativez WhatsApp Support
Our customer support team is here to answer your questions. Ask us anything!
👋 Hi, how can I help?