Benarkah Bisnis Startup Banyak Berguguran? Catatan Harry Waluyo
Indonesia merupakan satu di antara pasar terbesar di Asia Tenggara dengan potensi startup yang sangat besar. Data menunjukkan bahwa sektor teknologi dan inovasi di Indonesia berkembang pesat seiring meningkatnya penetrasi internet, digitalisasi, dan minat investasi. Namun, tidak sedikit startup yang berguguran di tengah perjalanan. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis penyebab kegagalan startup di Indonesia, merumuskan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasinya, serta menjabarkan hasil yang diharapkan dari langkah-langkah tersebut.
Beberapa penyebab banyaknya bisnis Startup di Indonesia yang berguguran antara lain. (a) Kurangnya Model Bisnis yang Berkelanjutan. Banyak startup terjebak pada fokus terhadap pertumbuhan jangka pendek seperti akuisisi pelanggan melalui subsidi atau diskon besar, tanpa memikirkan profitabilitas jangka panjang. (b) Pengelolaan Keuangan yang Buruk. Startup seringkali mengalami kesulitan dalam mengelola arus kas. Ketergantungan terhadap pendanaan eksternal tanpa strategi monetisasi yang jelas menjadi salah satu penyebab kebangkrutan. (c) Kegagalan Memahami Pasar. Beberapa startup gagal karena tidak melakukan riset pasar yang memadai, sehingga produk atau layanan mereka tidak relevan dengan kebutuhan pengguna lokal.
(d) Persaingan yang Ketat. Indonesia memiliki banyak startup dalam sektor yang sama (seperti e-commerce, fintech, atau ride-hailing), sehingga persaingan pasar menjadi sangat ketat.(e) Kurangnya Tim yang Kompeten, Ketidakseimbangan dalam tim pendiri, kurangnya pengalaman, serta minimnya keahlian di bidang teknologi atau bisnis sering menjadi alasan kegagalan startup. (f) Perubahan Regulasi, Startup yang bergerak di sektor yang sensitif terhadap regulasi (seperti fintech atau kesehatan) sering mengalami kesulitan ketika regulasi baru diterapkan tanpa kesiapan yang memadai. (g) Pandemi dan Ketidakpastian Ekonomi dimana pandemi COVID-19 dan dampaknya pada perekonomian telah memaksa banyak startup untuk menghentikan operasi mereka karena turunnya daya beli konsumen.

Agar bisnis startup dapat sustainable maka upaya yang harus dilakukan adalah. (a) Membangun Model Bisnis yang Berkelanjutan. Startup harus fokus pada penciptaan nilai jangka panjang melalui pengembangan produk yang relevan dan monetisasi yang jelas. (b) Peningkatan Kapasitas dan Keahlian Tim. Startup perlu menginvestasikan waktu dan sumber daya untuk merekrut, melatih, dan mempertahankan talenta terbaik, terutama dalam teknologi dan manajemen bisnis. (c) Diversifikasi Pendapatan. Jangan hanya bergantung pada satu sumber pendapatan. Diversifikasi dapat meningkatkan ketahanan startup terhadap perubahan pasar.(f) Riset dan Pemahaman Pasar yang Mendalam. Sebelum meluncurkan produk, penting untuk melakukan riset pasar dan memahami kebutuhan serta preferensi konsumen lokal.
(g) Peningkatan Manajemen Keuangan. Startup perlu belajar mengelola arus kas dengan bijak, memastikan bahwa mereka memiliki cadangan dana yang cukup untuk bertahan dalam masa sulit. (h) Kolaborasi dengan Pemangku Kepentingan. Kemitraan dengan pemerintah, investor, dan komunitas dapat membantu startup menghadapi tantangan regulasi dan mendapatkan dukungan strategis. (i) Mengoptimalkan Teknologi dan Inovasi. Startup harus terus berinovasi dan memanfaatkan teknologi terkini untuk memberikan solusi yang lebih baik kepada pelanggan.
Sedangkan hasil yang diharapkan adalah (1). Ekosistem Startup yang Lebih Kuat dan Berkelanjutan, Dengan strategi yang tepat, startup Indonesia dapat tumbuh lebih stabil dan memberikan dampak positif bagi ekonomi nasional. (2) Peningkatan Lapangan Kerja, Startup yang berhasil akan menciptakan lapangan kerja baru, khususnya di sektor teknologi dan digital. (3) Kontribusi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Digital, Indonesia dapat menjadi pusat ekonomi digital di Asia Tenggara, dengan kontribusi yang signifikan dari startup lokal. (4) Inovasi dan Solusi Berbasis Lokal, Startup yang berkelanjutan akan menghasilkan inovasi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. (5) Daya Saing Global, Startup Indonesia yang mampu bertahan dan berkembang memiliki peluang untuk bersaing di pasar internasional.
Berikut daftar 10 Startup yang berhasil dalam berkolaborasi, berinovasi, beradaptasi dengan perubahan pasar dan kebutuhan konsumen: (1) Gojek, Sekarang menjadi bagian dari GoTo Group setelah merger dengan Tokopedia pada 2021. GoTo telah menjadi perusahaan teknologi terbesar di Indonesia dengan valuasi mencapai puluhan miliar dolar. Layanannya terus berkembang termasuk GoFood, GoSend, GoPay, dan GoMart. (2)Tokopedia, Setelah merger dengan Gojek membentuk GoTo Group, Tokopedia tetap mempertahankan brandnya sendiri. Platform ini telah mengintegrasikan layanannya dengan ekosistem GoTo, termasuk integrasi GoPay dan layanan pengiriman GoSend. (3)Traveloka, Telah berkembang menjadi lifestyle super-app dengan layanan beyond travel seperti Traveloka Eats, Traveloka PayLater, dan Xperience. Perusahaan ini berhasil bertahan selama pandemi dengan melakukan diversifikasi layanan.
(4) Bukalapak, Menjadi startup unicorn pertama yang IPO di Bursa Efek Indonesia pada 2021. Fokus strategi perusahaan kini lebih kepada digitalisasi UMKM dan warung tradisional melalui program Mitra Bukalapak, sekarang beralih ke dalam bisnis digital. (5) OVO, Setelah merger dengan DANA pada 2023, OVO menjadi salah satu dompet digital terbesar di Indonesia. Kini fokus pada ekspansi layanan finansial seperti investasi, asuransi, dan pinjaman digital. (6) Ruangguru, Telah berekspansi ke Vietnam (dengan brand Kien Guru) dan Thailand. Mengembangkan teknologi AI untuk personalisasi pembelajaran dan meluncurkan Ruangguru AI sebagai tutor virtual. (7) Kopi Kenangan, berhasil meraih status unicorn pada 2022 dan telah berekspansi ke luar negeri dengan brand Jiwa Group. Memiliki lebih dari 1000 gerai dan mengembangkan berbagai brand F&B baru.
(8) eFishery, Menjadi aquaculture unicorn pertama di dunia pada 2023. Mengembangkan teknologi IoT dan AI untuk budidaya ikan, serta menyediakan solusi end-to-end termasuk pembiayaan dan pasar digital. (9) Xendit, Ekspansi ke Filipina dan Thailand, menjadi unicorn pada 2021. Mengembangkan berbagai solusi pembayaran digital termasuk BNPL dan cryptocurrency payment. (10) J&T, Meski berawal sebagai perusahaan logistik, J&T telah bertransformasi menjadi perusahaan teknologi dengan pengembangan sistem logistik pintar dan layanan fintech J&T Express.
Sehingga kesimpulan yang dapat diambil bahwa kegagalan startup di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari model bisnis yang kurang matang, pengelolaan keuangan yang buruk, hingga persaingan yang ketat. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan pendekatan holistik yang mencakup penguatan kapasitas tim, pengelolaan keuangan yang lebih baik, serta inovasi berkelanjutan. Dimana daftar 10 Startup Terbaik ini menunjukkan keberhasilan dalam berkolaborasi, berinovasi, dan beradaptasi dengan perubahan pasar dan kebutuhan konsumen. Jika dikelola dengan baik, Indonesia dapat menciptakan ekosistem startup yang kuat dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi digital secara nasional dan global.
Referensi:
Badan Pusat Statistik (2022) “Laporan Ekonomi Digital Indonesia.” Jakarta: BPS.
CB Insights (2024) “The Top Reasons Why Startups Fail.” Diakses melalui: https://www.cbinsights.com/research/startup-failure-reasons
Ernst & Young (2024)”Indonesia’s Startup Ecosystem: Opportunities and Risks.”
Gojek and Tokopedia (2021)”Ekosistem GoTo: Studi Kasus Startup Berkelanjutan.”
Harvard Business Review (2023)”Building a Resilient Startup in Emerging Economies.”
Jakarta Post (2023)”Indonesia’s Digital Economy Outlook and Startup Challenges.”
Kominfo (2023)”Peluang dan Tantangan Digitalisasi di Indonesia.” Kementerian Komunikasi dan Informatika RI.
McKinsey & Company (2023)”Indonesia’s Digital Economy: A Path to Resilience and Growth.”
PwC Indonesia (2023)”Digital Readiness and the Future of Indonesia’s Startups.”
Regulation of Financial Services Authority (OJK) (2023) “Kebijakan dan Regulasi untuk Fintech dan Startup di Indonesia.”
Startup Genome (2023)”The Global Startup Ecosystem Report.” Laporan tahunan tentang ekosistem startup global.
Statista (2024)”E-commerce and Digital Economy in Indonesia: Trends and Challenges.”
Tech in Asia (2023)”Why Startups in Indonesia Struggle to Survive Beyond Five Years.”
World Bank (2023) “The Role of Startups in Indonesia’s Economic Development.”
World Economic Forum (2023) “How Startups Can Navigate Challenges in Emerging Markets.”
*Pengamat Budaya, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif