Art and Culturemusic

Serunya Mengenal Alat Musik Unik Nusantara dan Dunia di Festival Mbois 8

Festival Mbois 8 yang digelar 21-24 September 2023, kali ini diisi dengan berbagai kegiatan. Acara ini sekaligus menjadi momen Grand Launching Gedung Malang Creative Center Kota Malang. Terdapat workshop, festival kuliner, pameran atau exhibition dan masih banyak lagi event kreatif lainnya. Hal ini pun membuat saya (Aulia Rachma) tertarik dan ingin menikmati kemeriahan dari festival ini secara langsung. Akhirnya pada Hari Sabtu 23 September 2023, saya memutuskan untuk mengunjungi Festival Mbois ini di Gedung MCC Kota Malang.

Sesaatnya sampai di lobby, pandangan saya langsung tertuju pada barisan alat musik dengan bentuk, model, dan motif yang sangat unik serta beragam. Ada yang seperti gitar namun berbentuk bulat, terdapat juga angklung dengan ukuran yang sangat besa. Ada juga kendang yang terbuat dari kulit hewan yang teksturnya masih terasa sangat asli. Tak disangka, ternyata alat-alat musik ini berasal dari berbagai daerah di Indonesia hingga dari penjuru dunia.

Sebelah kiri adalah alat musik Sape’ dari Kalimantan dan sebelah kanan adalah Sitar dari India

Pameran alat musik ini bernama Galeri Bingkai Ragam Indonesia (Bunyi Nusantara). Terdapat alat musik pukul, tiup, petik, tekan, dan masih banyak lagi yang tentunya berasal dari berbagai daerah. Pameran ini dilaksanakan selama 3 hari dari tanggal 22 September hingga 24 September 2023. Pengunjung tidak hanya bisa menikmati keindahan alat-alat musik ini secara visual saja, namun mereka juga dapat mencoba untuk memainkannya sendiri dengan didampingi oleh owner.

Owner dari Galeri Bingkai Ragam Indonesia ini merupakan seorang dosen jurusan PGMI Fakultas Tarbyah di UIN Malang dan juga seniman, serta kolektor alat musik. Dia adalah Joko P. Gusindra, M.Pd, ia sendiri kerap disapa sebagai Mas Aak / Agus Wayan. Mas Aak mulai mengoleksi alat-alat musik unik ini sejak tahun 2008 hingga sekarang. Kini, koleksi Mas Aak sudah mencapai sekitar 500 jenis alat musik dari berbagai daerah hingga negara. Beberapa koleksi alat musik beliau adalah Sitar dari India, Penting dari Bali, Centik dari Lampung, Sape’ dari Kalimantan, dan masih banyak lagi alat musik lainnya. Alat-alat musik ini juga digunakan oleh Group World Music Arca Tataswara untuk perform.

Berawal dari Mas Aak yang sering melakukan perform di berbagai daerah hingga luar negeri. Hal tersebut membuat dia memiliki inisiatif untuk membeli alat musik khas dan unik dari daerah tersebut menggunakan hasil pendapatannya. “Sebenarnya tujuan utama saya adalah ingin mengenalkan dan mengedukasi siapapun dari berbagai kalangan usia tentang musik”, ujarnya. Menurut Agus Wayan, anak-anak usia dini perlu dikenalkan dengan jenis-jenis alat musik, cara memainkannya, hingga suara yang dihasilkannya.

Agus Aak Wayan bersama sahabatnya

Pada kalangan mahasiswa sendiri, keberadaaan alat musik ini juga sangat diperlukan sebagai bahan penelitian. Untuk kalangan lansia, mereka memiliki komunitas yang bernamakan “Dewi Bodong 19”. Selain itu, jika ingin mengunjungi galeri musik ini di luar acara festival, kalian dapat langsung datang ke Content Garage di Kawasan Ekonomi Khusus Singosari. Content Garage ini dibuka gratis bagi kalian yang ingin sekedar menikmati keunikan alat-alat musik ini dari jam 08.00 – 15.00 WIB.

Untuk info lebih lanjut, dapat mengubungi kontak Mas Aak selaku owner melalu sosial media Instagram : aak_aguswa ataupun Facebook : Agus Wayan (aulia rachma)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WeCreativez WhatsApp Support
Our customer support team is here to answer your questions. Ask us anything!
👋 Hi, how can I help?