Art and Culturehistory

Seputar sejarah Pidato Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Hari itu tepat hari Jumat tanggal 17 Agustus 1945 pukul 03.00 dini hari telah terjadi diskusi panjang mengenai teks proklamasi. Naskah proklamasi kemudian diketik oleh Sayuti Melik untuk dibacakan di rumah jalan Pegangsaan Timur nomer 56 Jakarta. Sehingga setelah mulai pagi berkumpul tokoh dan masyarakat yang ingin turut menyaksikan peristiwa tersebut. Sehingga tepat pada pukul 10.00, Bung Karno, Bung Hatta dan para tokoh pergerakan berdiri di depan rumah. Hadir juga barisan pelopor dengan komandan Latief hendraningrat, Soewirjo, Wilopo, Mohammad Tabrani, Trimurti, Moewardi dan Gafar Pringgodigdo. Saat itu adalah bulan puasa Ramadhan namun tidak mengurangi antusias masyarakat yang hadir sekitar 500 an orang menunggu momen bersejarah tersebut.

Bung Karno Berdoa sebelum baca teks Proklamasi, photo : Frans Mendur

Sesaat kemudian Bung Karno maju beberapa langkah kemudian mengangkat tangannya seraya berdoa. Dengan tegar Bung Karno mulai membacakan sambutannya. Kondisi kesehatan Bung Karno saat itu sebenarnya dalam keadaan sakit, namun pentingnya proklamasi membuat tubuhnya mampu berdiri tegak dan membaca teks Proklamasi. Berikut sambutan Bung Karno pada pembacaan proklamsasi kemerdekaan Indonesia.


Saudara-saudara sekalian !
Saya telah minta saudara-saudara hadir disini untuk menyaksikan satu peristiwa maha-penting dalam sejarah kita.
Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berjoang, untuk kemerdekaan tanah air kita bahkan telah beratus-ratus tahun!
Gelombang aksi kita untuk mencapai kemerdekaan kita itu ada naiknya dan ada turunnya, tetapi jiwa kita tetap menuju ke arah cita-cita.

Juga di dalam jaman Jepang, usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak berhenti-hentinya.
Di dalam jaman Jepang ini, tampaknya saja kita menyandarkan diri kepada mereka, tetapi pada hakekatnya, tetap kita menyusun tenaga sendiri, tetapi kita percaya kepada kekuatan sendiri.

Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil sikap nasib bangsa dan nasib tanah air kita di dalam tangan kita sendiri. Hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangan sendiri akan dapat berdiri dengan kuatnya.

Maka kami, tadi malah telah mengadakan musyawarat dengan pemuka-pemuka rakyat Indonesia dari seluruh Indonesia. Permusyawaratan itu seia sekata berpendapat bahwa sekaranglah datang saatnya untuk menyatakan kemerdekaan kita.

Saudara-saudara!

Dengan ini kami menyatakan kebulatan tekad itu. Dengarkanlah proklamasi kami:

P R O K L A M A S I

Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain, diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo sesingkat-singkatnya.

Jakarta, hari 17 bulan Agustus tahun 05

Atas Nama Bangsa Indonesia

Soekarno – Hatta

Demikianlah saudara-saudara!

Kita sekarang telah merdeka!. Tidak ada satu ikatan lagi yang mengikat tanah air kita dan bangsa kita! Mulai saat ini kita menyusun Negara kita! Negara Merdeka, Negara Republik Indonesia – merdeka kekal dan abadi. Insya Allah, Tuhan memberkati kemerdekaan kita ini!

pengibaran bendera sesaat setelah pembacaan teks proklamasi, photo Frans Mendur

Demikianlah pidato Bung Karno dalam pembacaan teks proklamasi. Kemudian dilakukan pengibaran bendara merah putih yang dijahit oleh Ibu Fatmawati, istri Bung Karno. Pengibaran dilakukan oleh Latief Hendraningrat seorang prajurit PETA, sebelumnya Trimurti yang ditunjuk mengibarkan bendera menolak tugas tersebut. Setelah pengibaran Sang Saka Merah Putih dilakukan menyanyikan lagu Indonesia Raya oleh masyarakat yang hadir. (berbagai sumber)

keterangan photo diambil dari koleksi Frans Mendur (also Frans Mendoer) (1913 – 1971), https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Indonesia_declaration_of_independence_17_August_1945.jpg

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WeCreativez WhatsApp Support
Our customer support team is here to answer your questions. Ask us anything!
👋 Hi, how can I help?