Inspirasi kehidupan dalam literasi warga binaan Lapas Wanita Malang
Bertempat di lantai 2 New Books Store UMM Jalan Raya Sengkaling Malang, Lembaga Kebudayaan UMM dan Penerbit MNC Malang melaunching buku antologi Cerpen berjudul “Titik Nadir Penantian” edisi revisi (3/10/2022). Dalam acara Bedah Buku dan Penguatan Literasi tersebut bertindak sebagai pematik 1 adalah DR. Daroe Iswatiningsih, M.Si selaku ketua Lembaga Kebudayaan UMM dan Agung H Buana, SE, M.SE perencana muda subkor ekonomi dan keuangan Bappeda kota Malang yang juga tergabung dalam Komite Ekonomi Kreatif Kota Malang. Sedangkan yang bertindak sebagai moderator adalah Dr. Frida Kusumastuti, M.Si.
Hadir pula acara tersebut Kepala Lapas Wanita Kelas IIa Malang yaitu Tri Anna Aryati, Bc.IP, SH, M.Si yang hadir bersama staf untuk mendampingi 2 orang penulis buku yakni Dini Puspa Dewi yang menulis “Kebahagiaan yang tak abadi” dan Lady Clara dengan tulisannya berjudul Dyla. Disela-sela acara bedah buku juga ditampilkan Sanggar Aksara dari mahasiswa UMM jurusan bahasa yang menampilkan musikalisasi Puisi Rendra.
Buku Antologi Cerpen “Titik Nadir Penantian” edisi revisi merupakan sebuah kumpulan karya dari 32 perempuan Warga Binaan LAPAS klas IIa Malang. Pada edisi revisi ini muncul perbaikan pada penulisan yang tidak merubah substansi termasuk besarnya font tulisan serta perubahan pada warna cover buku yang lebih dinamis dan ceria. Berbeda dengan buku sebelumnya, pada launching buku edisi revisi ini dilakukan secara apik dan kolaboratif. Dihadiri oleh banyak pegiat literasi, para penulis, blogger dan siswa SMA.
Buku ini dilahirkan oleh Lembaga Kebudayaan UMM pada program Pelatihan Penulisan Cerita guna menguatkan literasi warga Lapas Perempuan kelas IIa Malang pada tahun 2020. Kegiatan literasi itu sekaligus sebagai terapi bagi warga binaan dalam mengekspresikan diri dalam sebuah tulisan. Saat itu para peserta pelatihan menulis yakni warga binaan diberikan 5 lembar kertas folio bergaris sebagai sarana untuk menumpahkan emosi perasaannya dalam sebuah tulisan. Tentunya dalam menuangkan ide gagasan dan perasaan akan berbaur dengan emosi dan keadaan mereka saat ini yang masih dalam binaan lapas kelas IIa Malang.
Kegiatan kali ini Lembaga Kebudayaan UMM juga menggandeng NBS UMM dan MNC dalam mengadakan acara Bedah Buku dan Penguatan Literasi Buku Antologi Cerpen “Titik Nadir Penantian” edisi revisi. Ketua NBS UMM Bambang AW menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan kerjasama antara Lembaga Kebudayaan UMM, NBS UMM dan penerbit MNC. “Dengan berkolaborasi kami berharap semua punya kontribusi dalam dunia literasi, termasuk menghadirkan penulis dari warga binaan Lapas,”ujarnya. Cetakan ke 2 edisi revisi buku “Titik Nadir Penantian” ini memberikan inspirasi bagi semua pihak.
Disisi lain Agung H Buana menyatakan bahwa penulisan karya sastra yang ditulis oleh warga binaan Lapas suasananya tidak jauh berbeda ketika Pangeran Diponegoro selama diasingkan di Menado dan Makasar dengan memanfaatkan waktunya untuk menulis Babad Diponegoro pada tahun 1831-1832. Pada akhirnya karya Diponegoro tersebut menjadi Warisan Ingatan Dunia UNESCO tahun 2013. Selanjutnya Agung menambahkan bahwa suasana yang menghimpit perasaan akan menumbuhkan banyak ide dan karya. Kedepan perlu warga binaan lainnya untuk menjadikan aktivitas menulis ini sebagai bagian dari self healing. Sementara itu Daroe menyampaikan bahwa kedepan tuliasan antologi warga binaan akan segera dialihbahasakan ke beberapa bahasa asing sehingga karya ini dapat dinikmati oleh banyak orang lagi. Terlebih dari royalti yang dihasilkan akan menjadikan modal buat penulis yang berasal dari warga binaan.
good article
terima kasih untuk apresiasinya Kak