Sate Sayang buatan Pak Tukiyat, sate legendaris dari Malang
Berkunjung ke Malang rasanya kurang lengkap kalau menikmati Kulinernya. Mulai dari jajanan lawas hingga masakan kekinian. Sebut saja kita bisa menikmati aneka Sate di Malang. Ada Sate Ayam, sate Kambing, Sate Padang, Sate Madura hingga Sate landak.
Kali ini kita coba nikmati sate ayam dengan branding Sate Tukiyat. Berlokasi di sebelah selatan tak jauh dari Flyover Kota Lama Malang, pada sisi barat kita dapat menemukan kios Sate Tukiyat yang buka mulai jam 10.00 WIB hingga jam 20.30 WIB. Atau pada saat stok sate nya telah terjual maka kios ini akan tutup lebih awal. Selain sate ayam juga disediakan lontong, nasi dan sate kambing serta gule.
Sate Ayam Tukiyat sendiri telah menjalani proses panjang, dimulai dari ketegaran Pak Tukiyat yang menjajakan sate dengan cara di pikul kemudian dijual menggunakan gerobak dorong hingga akhirnya menentap di daerah Mergosono Malang. Di kios nya sendiri berjajar meja dan kursi kayu dalam ruangan berukuran 5 x 8 meter yang terbagi dalam 2 ruangan yaitu ruang makan dan ruang penyiapan. Sedangkan tempat pembakaran (grilled) nya berada di depan kios, tepatnya di tepi jalan Kolonel Sugiono nomer 42 Malang. Panjang panggangan tempat sate dibakar saja berukuran 2 meter lebih, sehingga sekali bakar sate bisa mencapai seratus lebih tusuk sate. Aroma bakaran sate ini memang mengundang selera, apalagi saat melewati depot Sate Sayang ini.
Pak Tukiyat dan keluarga sekarang ini sudah mulai memperluas jaringan sate nya. Dimulai dengan diserahkannya pengelolaan sate di depot Sate Sayang di jalan Mergosono kepada Yati anak perempuannya. Sedangkan suami Yati berdagang sate Sayang di daerah Raya Langsep. Sedangkan pak Tukiyat sendiri berjualan sate di daerah Kepuh Kebonsari Sukun dekat pencucian bis. Sebelumnya Pak Tukiyat menjajakan Sate nya mulai daerah mergosono, lapangan Sampo hingga ke kidul pasar, sebelum menetap di depot Mergosono.
Ada yang unik bahwa kita tidak bisa menikmati Sate Sayang Tukiyat cabang mergosono dan Raya Langsep pada hari Selasa. Sedangkan kios sate Pak Tukiyat di Kepuh akan tutup tiap hari Kamis. Menurut Isma cucu pak Tukiyat, adanya Sate Sayang Pak Tukiyat ini sudah ada sejak lama, bahkan sebelum dia lahir. Isma sendiri lahir pada tahun 1994. Sehingga bisa diperkirakan bahwasate tukiyat ini sudah ada sejak tahun 1980an. Pak Tukiyat sendiri bersaudara 6 orang dan beberapa saudaranya juga berjualan sate, termasuk keponakannya. Ada yang menggunakan nama Sate Sayang juga namun ada pula memakai branding sendiri, seperti Sate Sanuri di kidul pasar.
Sate Sayang ini memang layak jadi legendaris karena sudah 40 tahun lebih berdagang namun juga rasa bakaran satenya dan ukuran potongannya juga relatif besar sedang bumbu kacangnya luaar biasa.
